34. Penaklukan Varsyn

123 37 6
                                    

Ini adalah hari yang panjang. Setidaknya bagi Ophalia. Tapi sepertinya tidak hanya Ophalia yang merasa demikian. Gadis itu turun dari kuda tunggangannya, Orchid—nama kuda milik Ophalia.

Tanah yang gadis itu pijak sekarang merupakan tempat asing yang baru pertama kali Ophalia datangi. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru, mendapati beberapa pasukan Kleypas kini diam tak berkutik alias tak berdaya.

Benar, penyerangan Cartland terhadap Kleypas telah dilakukan hari ini. Sejak matahari terbit, tiga perempat dari penghuni Kamp Cartland langsung berangkat menyerang Kleypas lebih cepat daripada kesepakatan. Dan kini hari sudah semakin sore ketika pasukan Cartland akhirnya bisa menduduki wilayah Kamp Kleypas dengan niatan berdiskusi langsung dengan Raja mereka terkait pelanggaran dan ketidakadilan dalam peperangan ini.

Meskipun tidak mengerahkan keseluruhan pasukan, Cartland tetap berhasil mendesak masuk bahkan kini telah menduduki Kamp Kleypas.

Berdasarkan pengamatan Andreas, ketika siang tadi seluruh serdadu telah tiba di perbatasan antara Villia dan Varsyn, lelaki itu bisa menilai bahwa Kleypas tidak memiliki persiapan yang matang. Tenaga mereka dikerahkan seluruhnya di gerbang perbatasan, sehingga ketika pasukan berhasil mendobrak, Kamp Kleypas tidak bisa berbuat apa-apa.

Entah sudah berapa korban yang berjatuhan, untungnya banyak dari serdadu Cartland berhasil bertahan hidup. Karena nyatanya ini bukanlah perang, melainkan serangan pembalasan terhadap Kleypas yang sudah berlaku tidak adil dalam peperangan ini.

Raja turun dari tunggangannya, berjalan mendekat ke salah satu tenda paling besar, pusat dari Kamp Kleypas.

Bagaimana dengan para prajurit musuh? Mereka semua membeku tak bisa bergerak. Tak ada satu pun yang menyangka bahwa Cartland akan tiba-tiba datang dengan membawa ribuan musuh mendatangi Kamp Varsyn.

Ophalia berjalan mendekat ke arah Andreas yang berada di hadapannya, salah seorang prajurit memegang tali kekang Orchid, bersedia menjaga kuda kesayangan milik Ophalia tersebut.

Andreas menoleh, dengan pelindung kepala yang masih lelaki itu gunakan. Berbeda dengan Ophalia yang sudah melepasnya sesaat setelah ia turun dari tunggangannya.

"Pakai helm milikmu. Kleypas tidak tahu bahwa Cartland memiliki guardian wanita," ucap Andreas membuat Ophalia jadi terdiam, ia kemudian melirik ke arah pelindung kepala, alias helm miliknya, yang ia bawa sedari tadi.

"Pegang," pinta Ophalia pada Andreas untuk memegang helm milik Ophalia. Pada detik selanjutnya, Ophalia mengangkat seluruh surai pirang pucatnya untuk ia rapikan dan ia ikat.

Andreas menyerahkan helm milik Ophalia ketika gadis itu selesai mengikat rambutnya. Ophalia menerimanya dan langsung memakainya.

"Apa yang akan Raja katakan kira-kira?" Ophalia melirik ke arah tenda besar tempat di mana Raja kini tengah berbincang dengan seseorang yang diduga merupakan pemimpin dari Kamp ini, mungkin sejenis Panglima?

Tak lama, Raja dan Putra Mahkota disertai beberapa komandan mulai memasuki tenda tersebut, Ophalia melirik ke arah Andreas, "Kau tidak masuk? Kau kan sekarang Panglima," ucap Ophalia.

Andreas melirik, "Hanya sementara," jawabnya kemudian melangkah maju mengikuti beberapa komandan lainnya untuk memasuki tenda besar tersebut.

Ophalia yang berdiri di belakang, di antara beberapa serdadu memandang punggung Andreas dengan diam, ia kemudian ikut melangkah menuju tenda tersebut.

Para serdadu hanya berdiri diam menunggu di luar, seraya menaklukkan pasukan musuh untuk jangan berani-berani menyerang. Kleypas seolah berhasil ditaklukkan oleh Cartland. Ini adalah situasi yang amat langka dan tentunya bersejarah.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Where stories live. Discover now