45. Sambutan Dari Lindsey

119 43 10
                                    

Lindsey oh Lindsey, negeri yang berada di ujung selatan dataran Auduma dan berbatasan langsung dengan Wildom Sea, laut paling luas yang pernah ada.

Lindsey adalah kerajaan dengan iklim yang terbilang cukup dingin dibandingkan kerajaan lainnya yang ada di tanah Auduma, berbanding terbalik dengan Kleypas yang memang tergolong lebih hangat.

Negeri ini kaya akan mineral dan tanaman-tanaman khas yang hanya bisa dijumpai di Lindsey saja. Apa pun itu yang berkaitan dengan Lindsey senantiasa bernuansa putih dan biru muda, bahkan Istana megah tempat tinggal keluarga kerajaan pun memiliki aksen berwarna putih yang memberi kesan indah, anggun, juga elegan.

Lindsey amat menjunjung tinggi seni, negeri ini menghasilkan banyak seniman terkemuka yang bahkan dikenal seantero negeri. Hampir seluruh bangunan penting yang ada di negeri ini pasti terhias oleh lukisan-lukisan makhluk suci — mitologi yang dipercayai sebagai pembawa anugerah terhadap tanah Auduma, konon katanya mereka pernah memberikan sebuah warisan pada negeri ini berupa cawan yang amat berharga - di setiap langit-langit bangunan yang kental akan nuansa seperti negeri dongeng.

Negeri ini baru saja mengakhiri musim dingin mereka, beberapa tanaman sudah mulai kembali tumbuh, bunga yang bermekaran menghiasi hampir seluruh jalanan yang ada di kota. Semua rakyat pun berbondong-bondong keluar dari rumah mereka, menghirup udara dan mulai bersiap mengadakan festival musim semi sebagai sambutan akan datangnya kehangatan pada negeri ini.

Ophalia serta rombongan yang lainnya baru saja menginjak kota Varisha - salah satu kota besar di Lindsey yang menghadap langsung dengan pegunungan Violetta. Jarak yang ditempuh dari Cartland untuk bisa sampai ke tanah Lindsey cukup memakan waktu 2 hari.

"Kita akan beristirahat dulu di penginapan," ucap Aaron memberitahukan pada kusir untuk mulai memperlambat kereta kuda.

Kusir pun mengangguk mendengar ucapan dari Putra Mahkota, kabar itu pun menyebar secara estafet dari kusir lainnya hingga pada beberapa prajurit yang turut serta mengawal.

Total keberangkatan rombongan Cartland untuk mendatangi Istana Lindsey terbilang cukup ramai. Selain kereta kuda yang membawa beberapa perwakilan bangsawan, anggota kerajaan, beberapa pelayan, juga beberapa kereta yang mengangkut hadiah dari Cartland, beberapa prajurit juga dikerahkan setidaknya sebanyak 40 serdadu untuk mengawal di depan, di samping, dan di belakang.

Kabar dari Aaron tersebut - yang sebelumnya telah didiskusikan dengan Raja - sampai di telinga Ophalia dan Andreas yang menunggangi kuda di barisan bagian depan. Hanya perlu beberapa menit sampai akhirnya satu penginapan besar pun berhasil di jumpai. Para anggota kerajaan tentu lebih diutamakan untuk segera beristirahat mengingat hari sudah cukup gelap.

Matahari baru saja terbenam sekitar 2 jam yang lalu, tepat ketika mereka berhasil melewati lembah di sekitar pegunungan Violetta.

Ophalia dan Andreas turun dari tunggangannya, Ophalia yang menepuk-nepuk pakaiannya dan Andreas yang langsung meregangkan badannya.

"Mau jalan-jalan dulu?" tanya Andreas membuat Ophalia memasang ekspresi terkejut bukan main.

"Kita baru turun dari kuda?" Ophalia menjawab seolah bertanya, Andreas mengangguk.

"Betul. Tapi kapan lagi kita bisa lihat-lihat suasana di kota ini? Ini bukan Ibu kota, tak ada lagi kesempatan selain sekarang," papar Andreas tak tampak raut lelah dari wajahnya.

Ophalia terdiam, ia melongo menatap Andreas yang sekali lagi perlu ditekankan bahwa ia tidak tampak lelah. "Kau senang sekali jalan-jalan, ya? Bagaimana jika makanan di sini bukan berisi koin tapi jarum? Paku?"

Andreas terkekeh, "Jangan ingatkan aku hal itu, lagi pula, kalaupun terjadi — semoga saja tidak — aku tinggal muntahkan lagi isi perutku," jawab Andreas.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Where stories live. Discover now