51. Si Penanggung Jawab

127 44 6
                                    

Mari awali bab cerita ini dengan sudut pandang yang sedikit berbeda yakni dari seorang lelaki bermarga Nichollete. Betul, ialah Farrel Nichollete.

Tak ada hal yang berbeda dari seorang Farrel. Ia hanyalah salah satu dari rakyat Cartland yang bekerja sebagai penjaga istal alias kandang kuda dari Istana Kerajaan Cartland. Di tempat itu, Farrel memiliki teman yang seprofesi dengannya, yakni Jean.

Entah sudah berapa tahun Farrel mengenal Jean. Tapi bukan Jean yang selalu menjadi fokus utama bagi seorang Farrel selama ini. Tentu saja bukan dia.

Ada seseorang yang lain yang senantiasa menjadi fokus dan titik pusat dari dunia yang kini Farrel jalani. Terdengar berlebihan, tapi tak apa, menurut Farrel. Karena meskipun ia hanya rakyat biasa, ia juga berhak untuk meromantisasi kehidupannya seperti para bangsawan.

"Farrel, ada apa kau memanggilku?"

Pertanyaaan itu berasal dari Alice Marianne, seorang tabib utama dari istana Cartland. Dialah sosok yang Farrel maksud.

Farrel tengah meminum kopi hangat miliknya ketika Alice berjalan mendekat dengan ekspresi heran, lelaki itu langsung mengurungkan niatnya pada secangkir kopi miliknya dan menoleh ke arah Alice.

Beberapa hari yang lalu, sepulangnya Alice dari rumah Ibunya, Farrel merasa ada hal berbeda dari diri gadis tersebut. Sebenarnya jauh dari sebelum itu, Farrel menyadari perubahan sikap Alice sejak kembalinya gadis itu dari Lindsey.

Farrel tentu tidak bisa memaksa Alice untuk bercerita, Alice juga tidak bisa bercerita begitu saja jika Farrel tidak menanyakannya. Dan tiga hari yang lalu, Alice akhirnya mulai bercerita ketika Farrel mendatangi ruangannya seraya membawa roti wijen kesukaannya.

Alice bercerita semuanya. Ia mengeluarkan semua perasaan yang ia pendam, semua emosi negatif dan lainnya. Alice bercerita mulai dari kejadiannya di Lindsey, bahkan hingga kenyataan yang baru saja ia ketahui di rumahnya.

Kenyataan tentang ayahnya, yang adalah keturunan bangsawan Dellway.

Tentu saja Farrel terkejut tentang hal itu. Ia merenung dalam waktu yang lama setelah mendengar penjelasan dari Alice. Selama seharian itu Farrel tidak bertemu dengan Alice dan berjalan-jalan ke sekitar di luar Istana.

Dan Farrel bertemu dengan Hansel. Ada sebuah kabar gembira dari Hansel. Setelah berbulan-bulan Farrel tidak bertemu dengan Hansel, lelaki yang kerap Farrel temui di pasar itu datang dengan ekspresi ceria, senang, dan antusias sembari berseru;

"Farrel, kau tidak akan percaya apa yang akan aku katakan!"

Dan benar saja, Farrel merasa tidak percaya atas apa yang Hansel katakan hari itu.

Dan tibalah hari ini, 3 hari setelah pertemuan Farrel dan Hansel. Di hari ini pula Hansel meminta untuk bertemu lagi di salah satu kedai di kota Adaire, bersama dengan Alice.

"Hey! Mengapa kau hanya diam?" Alice memandang netra Farrel lekat, ia mengerutkan alisnya memperhatikan Farrel yang seperti sedang tidak ada di hadapannya.

Pikiran Farrel tengah terbang entah ke mana.

"Hey!" Alice kembali berseru, ia menepuk meja di antara keduanya dengan sedikit keras, membuat Jean yang sedang membersihkan kuda di salah satu pojok Istal menoleh sejenak.

Farrel terkesiap karena hal itu, ia memandang Alice selama beberapa detik lalu mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Ada apa? Kenapa kau memanggilku?"

Mendengar pertanyaan dari Alice, Farrel sempat diam membisu, ia merasa kelu untuk berbicara. Bukan karena ucapannya akan menyakiti Alice atau menyakiti dirinya.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Where stories live. Discover now