42. Mimpi Buruk

122 34 4
                                    

"Kudengar kau akan dikirim ke Kleypas?" Merlin berjalan mendekat, tampak dengan jelas ekspresi cemasnya.

Andreas hanya diam, terus berjalan, ia masih bingung dan sulit mencerna segala informasi yang ia terima hari ini. Dalam waktu 2 hari lagi, ia akan diperintahkan untuk segera berangkat ke Kleypas dan memulai misinya sebagai seseorang bernama Felix Lington yang berusia 10 tahun lebih tua daripada dirinya kini.

"Kau ... baik-baik saja? Kondisi di perbatasan kan sedang tidak baik," ucap Merlin masih terus mengikuti Andreas.

Andreas masih diam, ia tidak langsung menjawab pertanyaan kawannya itu, sampai suara seruan terdengar membuat keduanya menoleh.

Veora berlari ke arah Andreas dan Merlin, ia lalu berhenti tepat di hadapan mereka, nafas gadis itu terengah-engah, ekspresi cemas dan panik menjadi satu.

"Ada apa, Veora?" tanya Merlin.

"Aku dapat misi ke Kleypas!" seru Veora, kedua tangannya bergetar.

Andreas tertegun mendengar pengakuan dari Veora, ada satu bagian dari dirinya yang merasa cukup lega ketika mengetahui bahwa ia tak seorang diri pergi ke Kleypas.

"Aku diperintahkan menjadi seorang pedagang bernama Mary Dorager ..." sambung Veora.

Merlin menutup mulutnya mencoba menahan tawa, "Kau? Jadi pedagang? Bwahahahaha!"

Tawa Merlin tak berhasil ditahan membuat Veora kesal bukan main, "Diam kau!"

"Kapan kau akan berangkat ke sana?" Andreas akhirnya berucap.

Veora melirik Andreas, "Kau juga ke Kleypas ya? Wah, tapi aku masih lama. Tuan memerintahkanku untuk berangkat bulan depan."

Jawaban dari Veora berhasil membuat Andreas kembali kecewa. Setidaknya selama sebulan, Andreas mau tidak mau harus bertahan di Negeri Besi tersebut.

Merlin menatap Andreas lekat, ia paham apa yang lelaki itu rasakan kini. Lelaki itu pun menepuk pelan pundak Andreas, meyakinkan kawannya itu bahwa ia pasti bisa menjalankan misinya dengan tuntas.

Dan begitulah Andreas mendapat dorongan untuk yakin pada dirinya sendiri. Esoknya, Andreas menyempatkan diri untuk berkunjung ke kediaman orang tuanya, yang berada di Kota Ivory.

"Nak, kau akan pergi jauh?" ucap Ibunya ketika Andreas berkunjung.

Andreas hanya bisa mengangguk, ia tidak bisa mengatakan apa misinya yang sebenarnya, "Berkatilah aku dengan restu kalian."

Kedua orang tuanya mengangguk, ayahnya berjalan mendekat lalu memeluk sang putra sulungnya tersebut, "Kau akan kembali dengan selamat, Nak."

Tak banyak yang bisa Andreas ucapkan pada orang tuanya, ia akhirnya pamit untuk segera kembali ke Ibukota mempersiapkan keberangkatannya. Dengan berat hati, Andreas mau tidak mau harus pergi jauh lagi dari orang tuanya. Sangat jauh, lebih jauh daripada misi-misinya yang sebelumnya.

Ketika hari keberangkatan Andreas tiba, lelaki itu pun mulai berangkat bahkan sebelum matahari terbit, hanya sinar-sinar tipis dari fajar yang menjadi penerangan bagi dirinya dan beberapa barang bawaan yang seadanya tersebut. Dan tentu saja Andreas menunggangi kuda kesayangannya.

Atasannya berkata bahwa sesampainya Andreas di Kleypas, ia harus langsung mendatangi Forestham — salah satu kota yang berada di selatan kota Nuvoleon — dengan melewati beberapa lembah dan jalanan terjal di sekitar pegunungan Violetta. Di sana, Andreas akan bertemu dengan seorang intelijen Roseline lainnya yang akan mengurus mengenai data diri palsu Felix Lington.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Where stories live. Discover now