25. Pengalihan Tidak Berguna

168 48 13
                                    

Andreas baru saja turun dari kudanya ketika Ophalia berjalan mendekat. Lelaki itu baru saja tiba di kamp untuk memberi laporan pada Raja.

"Ah," ucap Andreas ketika menyadari Ophalia sudah berdiri memperhatikan, "Kau sudah memberikan laporan?"

Gadis itu mengangguk, "Kau? Apa ada sesuatu di luar sana?"

Andreas terdiam sejenak, ia kemudian mengusap belakang tengkuknya, "Hm, yah. Banyak. Ada pasir, tanah, rumput—"

"Bukan itu maksudku," potong Ophalia dengan intonasi datar.

Lelaki itu sontak meringis ketika mendapati Ophalia yang berdiri di hadapannya tengah menatap Andreas tanpa ekspresi.

"Tidak ada. Tidak ada yang mencurigakan. Tapi mungkin sore nanti aku akan pergi ke Desa Pengungsian," ucap Andreas akhirnya memberikan jawaban yang benar.

Garis wajah Ophalia perlahan kembali ramah. Tidak seperti sebelumnya, ketika lelaki tersebut justru menjawab pertanyaannya dengan tidak serius.

"Aku menemukan lempengan Poleyn di tenda yang kuceritakan," ujar Ophalia.

Andreas mengangkat sebelah alis, "Poleyn? Kenapa ada di sana?"

Ophalia terdiam sejenak, "Ah, aku lupa memberi tahumu sesuatu. Tapi mungkin nanti saja."

Kali ini, Andreas menatap Ophalia penuh tanda tanya. Apa yang ingin gadis tersebut beri tahu?

"Kapan? Mungkin aku tidak akan pulang."

Ophalia memandang Andreas heran, "Kenapa?

Lelaki itu mengedikkan kedua bahunya, "Ya, tidak tahu juga, sih. Lihat bagaimana nanti. Tapi yang jelas, malam ini aku tidak akan pulang. Perjalanan ke Desa memakan waktu setengah hari."

Ophalia manggut-manggut mendengarnya. Gadis itu sempat menoleh ke belakang untuk melihat sekitar.

"Kau melapor saja dulu. Nanti temui aku. Aku akan istirahat dulu," ucapnya kemudian pamit berlalu meninggalkan Andreas.

Lelaki itu memandang punggung Ophalia dalam diam, memperhatikan gadis tersebut perlahan menghilang dari pandangannya. Ia kemudian melihat ke sekitar, dan mulai melangkah menuju tempat di mana ia akan memberikan laporan.

Matahari hampir berada di atas kepala. Waktu makan siang sebentar lagi. Andreas tidak punya banyak waktu, ia harus segera memberikan laporan keadaan di luar kamp, dan meminta izin lebih lanjut untuk melakukan penyelidikan ke Desa.

Di perjalanan, Andreas menangkap sosok Aston tengah berjalan dari arah yang berlawanan. "Aston," panggil Andreas membuat lelaki itu menoleh dengan terkejut.

Jelas gelagat Aston amat panik. Ini adalah kali pertama Andreas memanggil Aston. Dan jelas bagi Aston sendiri ini adalah hal yang tidak biasa, ia tidak memiliki keperluan ataupun kepentingan dengan guardian tingkat satu ini.

"Ya? Ada apa, Tuan?" respon Aston mencoba tenang.

Andreas diam memperhatikan pergerakan Aston. Ia bahkan terang-terangan menilai dari kepala hingga kaki membuat Aston merasa gugup bukan main.

"Kau tahu makan siang hari ini dengan apa?"

Aston menatap Andreas sedikit terkejut, "Ya?—oh ... sepertinya sama seperti kemarin, Tuan."

Mendengar jawaban Aston, Andreas diam dan menatap mata lelaki tersebut lamat-lamat. "Begitu? Baiklah."

Aston kemudian pamit undur diri, dijawab oleh anggukan singkat dari Andreas. Guardian I itu diam memandangi Aston yang berjalan menjauh, lelaki itu jelas-jelas menahan langkahnya untuk tetap lambat dan tenang.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Where stories live. Discover now