64. Cinta Yang Diselesaikan

113 24 5
                                    

Dan sebagaimana kebiasaan Helena dalam kesehariannya, gadis itu kini tengah duduk diam di tepi balkon, membaca buku-buku yang tersedia di penginapannya sembari sesekali menyesap teh hangat.

Emily berdiri tepat di dekat pintu, diam memperhatikan Helena yang tengah sibuk membaca.

Beginilah pagi hari ke sekian yang Helena jalani di kota Nuvoleon, Ibukota Kleypas sekaligus pusat dari berjalannya pemerintahan dari negeri besi ini.

Dan selama beberapa hari menetap, Helena pun cukup mengerti bagaimana iklim Kleypas ternyata cukup berbeda jauh dengan Lindsey yang dingin. Ini tentu dipengaruhi oleh sumber daya alam terbesar yang Kleypas miliki, tidak lain dan tidak bukan ialah biji besi.

Tuan Putri itu cukup paham bahwa beberapa mineral yang berada di tanah cukup memiliki peran besar dalam iklim yang dimiliki oleh tempat tersebut.

Setelah kemarin gadis itu telah mendatangi pesta ulang tahun dari Putri Kleypas, Putri Catherine Theodora, Helena pun kini hanya menghabiskan waktunya dengan bersantai. Belum ada kejelasan kapan ia akan kembali ke Lindsey, karena entah mengapa justru Helena merasa seolah ada tarikan bagi dirinya untuk menetap beberapa hari lebih lama di negeri ini. Memang, sebenarnya Helena tidak sabar ingin segera kembali ke tanah airnya, tetapi apa daya jika hatinya justru berseru untuk memintanya agar menetap setidaknya sehari atau dua hari lebih lama, toh, perjalanan antar negeri ini pun cukup melelahkan, setidaknya anggap saja ini sebagai pemulihan energi.

Bill pun belum meninggalkan Kleypas dari apa yang Helena ketahui. Entah apa alasannya, tetapi berdasarkan laporan Emily, lelaki itu justru seolah tengah sibuk mengurusi sesuatu, karena sekali lagi, mesti untuk diingatkan, kehadiran Bill di Kleypas tidaklah semata sebagai tamu undangan, ia datang ke Kleypas sebagai perwakilan dari Lindsey.

Dalam keheningan yang tengah Helena jalani tersebut, tiba-tiba keramaian terdengar dari jalanan di bawah sana, membuat gadis itu mau tak mau menoleh karena fokusnya tiba-tiba terganggu oleh ramainya cakap-cakap para rakyat sekitar.

Emily yang mendengarnya pun turut penasaran, ia berjalan mendekati pagar balkon, melihat apa yang terjadi di bawah sana. Tetapi percakapan para rakyat tidak terdengar jelas dari atas sini, membuat usaha Helena dan Emily pun sia-sia.

"Emily, bisakah kau turun dan lihat apa yang terjadi?"

Emily mengangguk, menyanggupi permintaan Helena. Perempuan itu pun langsung memasuki ruangan, untuk beberapa langkah kemudian membuka pintu dan meninggalkan ruangan tempat Helena menginap tersebut.

Helena hanya terdiam di tempat duduknya, dengan netra yang masih memperhatikan kerumunan orang-orang dengan suara yang sayup-sayup terdengar.

Hingga selang beberapa menit kemudian, tatkala Helena tengah menyesap teh hangat miliknya, Emily pun tiba dengan ekspresi yang pucat pasi.

"Ada apa?" tanya Helena, heran melihat ekspresi Emily.

Emily sempat memalingkan pandangannya, ia lalu menunduk memainkan jemarinya sejenak, sampai akhirnya berucap menjawab pertanyaan Helena, "Ada seorang bangsawan Lindsey ... yang sebentar lagi akan diadili."

"Apa!?" Seketika Helena langsung beranjak dan berdiri dari tempat duduknya, ia bahkan sempat menggebrak mejanya pelan, menatap Emily tak percaya.

Emily menunduk, terkejut atas respon yang Helena berikan.

Sedang Helena saat itu langsung diliputi rasa cemas, ia langsung berjalan melewati Emily begitu saja, meninggalkan ruangannya entah ke mana. Emily tentu saja langsung mengejar langkah Helena, ke mana Tuan Putri itu akan pergi?

Helena melangkahkan kakinya cepat, ia bahkan sampai menarik rok gaunnya untuk mempermudah ruang geraknya. Helena harus menemui Bill. Insiden macam apa hingga seorang bangsawan Lindsey bisa diadili di Kleypas, oleh pihak Kleypas.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Where stories live. Discover now