10. Tuan Putri dan Pedang

369 143 107
                                    

Hal yang tidak akan pernah bisa Helena pahami dari seorang Jeffrey Tedder adalah, bagaimana ia bisa memerintah orang-orang di sekitarnya untuk tunduk dan patuh begitu saja. Tidak, salah, bukan begitu, tanpa perlu memerintah bahkan lelaki itu dapat membuat siapa pun mengekor padanya.

Seolah pangeran itu memiliki aura tersendiri yang memancing lawan bicara atau sekitarnya untuk mengikuti segala arahan yang ia kehendaki.

Seperti Helena. Gadis itu adalah salah satu dari orang yang entah mengapa menurut saja ketika dua hari lalu 'diundang' untuk menonton aksi kakaknya dan Jeffrey bermain adu pedang.

Dan hari ini—ya, dua hari kemudian—Helena tiba-tiba berada di area adu pedang dari kedua lelaki yang jauh di hadapannya. Dengan pakaian yang sebelumnya Jeffrey peringatkan untuk jangan mengenakan gaun.

Seorang putri kerajaan dilarang mengenakan gaun. Tidak, maksud Helena adalah, posisi Helena ini hanya sebagai penonton, lalu mengapa ia diharuskan mengenakan pakaian potongan dengan bawahan celana?

Enggan menuruti apa maunya, Helena lebih memilih untuk memakai pakaian dengan bawahan rok panjang lurus. Karena menurut Helena, amat sangat tidak sopan bagi lelaki itu untuk meminta seorang Putri Kerajaan Tetangga untuk mengenakan pakaian yang tidak semestinya tanpa alasan yang jelas.

Yasmine bahkan tidak dimintai untuk mengenakan pakaian apa pun. Lihat, gadis itu dengan anggun mengenakan gaun berwarna abu-abu muda lengkap dengan sarung tangan dan topi kecil yang bertengger manis di rambutnya.

Bahkan Helena sempat menahan napas—kemudian menghembuskannya—ketika Yasmine bertanya dan merasa aneh melihat penampilan Helena yang tidak seperti biasanya.

"Kau serius memakai itu?" ujar Jeffrey memandang bawahan Helena seolah itu adalah sesuatu yang seharusnya tidak Helena kenakan.

Gadis bersurai kemerahan itu menatap Jeffrey tepat, "Aku hanya tak ingin mengenakan celana. Seperti yang kau mau."

Lelaki di hadapannya—dengan pakaian yang tergolong lebih sederhana, tidak seperti biasanya yang teramat memberikan kesan Pangeran yang kuat—tersenyum miring ketika mendengar jawaban dari Helena, "Kau bisa memakai gaun sehari-hari jika kau menolak apa yang aku mau."

"Aku hanya mencoba untuk tidak membuatmu marah, karena sedikit melakukan penolakan," jawab Helena kemudian berlalu, menghampiri tempat duduk yang telah disiapkan untuknya dan Yasmine.

Sekali lagi, kehadiran Helena di sini hanyalah untuk menonton.  Gadis itu tidak wajib untuk mengenakan pakaian seolah ia akan bermain pedang.

Sungguh. Hal ini benar-benar membuat Helena merasa kesulitan. Karena tepat sore hari nanti, ia akan memiliki pertemuan dengan Rafaelt berkenaan dengan surat yang lelaki itu sebelumnya kirimkan.

Marquess itu mengirimkan Helena surat sebanyak dua kali. Yang pertama menjelaskan mengenai kapan lelaki itu akan menyempatkan diri untuk berkunjung—tepatnya hari ini—surat yang kedua merupakan balasan dari surat Helena yang bertanya mengenai kapankah Rafaelt akan datang hari ini, bahkan Helena menjelaskan dalam surat tersebut tentang apa yang akan gadis itu lakukan hari ini selain bertemu dengannya, tentu saja menonton Jeffrey bermain pedang.

Sungguh sebuah tontonan yang mengasyikkan.

Baiklah, kalau begitu. Saya akan datang ke istana pukul empat sore. Mungkin saat itu Tuan Putri sudah memiliki waktu luang.

Begitulah surat yang dikirimkan Rafaelt kemarin malam. Dan sekarang sudah pukul dua siang, Helena berharap acara ini tidak berlangsung terlalu lama.

Jika memang keinginan Jeffrey adalah agar Helena dapat sedikit memperhatikan mengenai teknik penggunaan pedang. Maka Helena akan benar-benar memperhatikannya.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Where stories live. Discover now