62. Tulisan Terakhir

93 30 3
                                    

Semenjak pertemuan Helena dan Jeffrey di jalanan Kota Eireen kala itu, Helena semakin dirasa terganggu oleh berisiknya pikirannya yang bersemayam di dalam kepalanya. Dirinya dirasa cemas, dirasa was-was, entah apa yang akan Jeffrey lakukan setelah perbincangan mereka kala itu.

Helena bahkan tidak tahu apa alasan Jeffrey tiba-tiba berada di tengah Ibu kota Lindsey. Tanpa angin, tanpa sebab, tanpa undangan bahkan tanpa rumor sedikitpun, lelaki itu tiba-tiba saja menemuinya dan memergokinya yang sedang kabur dari pengawasan Emily, ia lalu berkata hal-hal yang memicu emosinya lelaki itu bahkan dengan terang-terangan bertanya pada Helena apakah gadis itu akan melanjutkan hubungannya dengan Rafaelt ataukah tidak. Sungguh, itu adalah pertanyaan yang paling tidak mengenakan yang pernah Helena terima.

Jauh di dalam lubuk gadis itu terdapat rasa takut yang menyelinap, menjalar dan terasa gelap. Tetapi di posisi lain, terdapat amarah yang memerah, membakar sekitar dan terlalu bercahaya hingga tanpa sempat memberi tempat pada rasa takut yang gelap itu untuk bisa disadari oleh Helena. Helena takut, tetapi juga marah. Dan amarah itu berhasil mengendalikannya, berhasil membuat sosok gadis itu sempat dirasa berani untuk bersikap angkuh dan menantang seorang Jeffrey Tedder Kleypas.

"Emily," panggil Helena pada pelayan pribadinya tersebut.

Emily yang berdiri berjarakan beberapa langkah dari tempat Helena kini duduk sontak langsung menoleh cepat ia lalu menghampiri Tuan Putri itu.

"Ya, Tuan Putri?" balas Emily.

Gadis dengan rambut kemerahan itu terdiam sejenak terasa ragu untuk bertanya pada perempuan di sampingnya tersebut. Tetapi tak lama hingga akhirnya Helena pun berdeham pelan lalu melontarkan pertanyaan, "Apa tak ada pesan apa pun dari Marquess Arandalli?"

Terdapat perubahan ekspresi pada wajah Emily tatkala ia mendengar pertanyaan yang terlontar dari lisan Tuan Putrinya. Perempuan itu lalu menunduk, merasa ragu untuk menjawab. Terdapat rasa takut cemas sekaligus ragu pada diri Emily seiring dengan dirinya mengetahui kedekatan antara Tuan Putri Helena dan Marquess Arandalli.

Sungguh, benar memang Emily mendukung apa pun itu yang bisa membuat Helena berbahagia, yang bisa membuat Helena merasa bebas hingga memiliki alasan yang cukup untuk tersenyum. Tetapi pada satu sisi, jika hal tersebut justru beresiko akan membuat Helena kelak akan tersakiti lebih daripada rasa senang tersebut, Emily merasa bahwa hubungan antara Helena dan Rafaelt perlahan harus dihentikan.

Ini semua adalah bentuk perhatian, bentuk kasih sayang dari Emily. Karena mau bagaimanapun Tuan Putri yang satu ini ini sudah menjalin status sebagai tunangan dari seorang Putra Mahkota dari negeri lain. Dan amat tidak baik, apalagi Emily, sebagai pelayan pribadi Helena justru membiarkan Helena untuk terus menerus menghubungi lelaki lain bahkan meskipun pada lelaki lain itulah cinta Helena dapat bermekar.

"Emily? Mengapa kau hanya diam?" Helena menatap lekat Emily. Gadis itu merasa aneh dengan gerak-gerik Emily akhir-akhir ini — terlebih setelah kejadian di mana Helena berhasil kabur dari pengawasannya di jalanan ibukota tempo hari yang lalu.

Emily terkesiap, ia mengerjapkan pandangannya beberapa kali. Perempuan itu lalu terdiam sejenak, tersenyum, "Tidak ada, Tuan Putri. Tidak ada pesan atau kabar apa pun dari Marquess Arandalli."

Perempuan itu hanya terdiam tatkala melihat perubahan ekspresi pada Helena. Putri itu tampak kecewa — tentu saja, sudah lebih dari sebulan sejak terakhir di mana Helena bertemu dengan Rafaelt. Seingat Emily, pertemuan terakhir mereka adalah ketika Helena berpura-pura untuk pergi ke toko yang ada di ibukota meski kemudian gadis itu lalu meninggalkan Emily seorang diri, hanya demi bisa melakukan perjalanan singkat selama 2 jam dengan Marquess Arandalli tersebut. Emily tidak tahu apakah di antara keduanya terdapat pertemuan-pertemuan lain tanpa sepengetahuannya tetapi perempuan itu berharap bahwa hal itu tidak pernah terjadi.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Where stories live. Discover now