68. Perkara Tidak Terduga

92 32 2
                                    

Helena mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Netranya masih tidak memercayai apa yang telah ia lihat saat ini.

Gadis itu telah tiba di Dellway. Bahkan sudah berada di Ibukota Dellway, kota Astrilde.

"Lena, benar kau memiliki kenalan di negeri ini?" tanya Lyra masih mencari rasa yakin untuk meninggalkan Helena.

Helena yang tengah fokus menatap keramaian pasar dari kejauhan menoleh, melihat keenam para pengelana yang telah menemaninya itu seluruhnya menatap Helena amat tidak yakin.

"Kami akan segera berjalan ke arah barat, menuju Roseline. Kau yakin tidak akan ikut dengan kami?" Finn melontarkan pertanyaan.

Helena terdiam. Targetnya hanyalah Dellway. Gadis itu sama sekali tidak memiliki niatan untuk mendatangi Roseline, atau bahkan meninggalkan dataran Auduma untuk pergi ke negeri Nieron seperti apa yang mereka tuju.

Mengangguk, Helena tersenyum, "Aku akan menetap di sini. Terima kasih karena telah menerimaku selama beberapa hari ini," jawabnya.

Setelah berkata demikian, ekspresi mereka pun perlahan berubah, mungkin mereka lebih memilih untuk yakin dan menghargai keputusan Helena untuk tidak turut serta dalam perjalanan menuju Nieron.

Tetapi, di belakang, Sariel berdiri diam memperhatikan Helena tanpa sedikit pun mengeluarkan sepatah kata, amat tidak biasanya. Perempuan itu sedang menilai Helena, sesuatu apa pun yang bisa ia nilai dari gadis tersebut.

"Baiklah, kalau begitu, kita akan mulai melanjutkan perjalanan," ucap perempuan di antara mereka, memecah keheningan.

Lyra menimpali, "Kita tidak akan ke pasar? Membeli camilan atau hal lainnya?"

"Ada banyak pasar lain, Lyra. Kita setidaknya harus segera tiba di perbatasan malam nanti, kita tidak punya banyak waktu," sahut Finn.

Helena hanya tersenyum memperhatikan perbincangan mereka, belum memutuskan untuk meninggalkan mereka.

Sariel yang sedari tadi berdiri di paling belakang langsung melangkah terlebih dahulu, "Baiklah, Lena. Kita berpisah di sini, kalau begitu, ayo, semuanya, kita harus segera berjalan ke arah barat."

Ucapan Sariel membuat lima orang rekannya mengangguk dan melirik ke arah Helena, masing-masing dari mereka mengangguk dan mengucapkan kata pamit, lalu mulai berjalan meninggalkan Helena.

Detik demi detik berlalu dan Helena masih terpaku pada tempatnya, memandang punggung-punggung mereka yang semakin menjauh. Sungguh sebuah keberuntungan bagi gadis itu bisa bertemu dengan sekelompok pengelana yang dengan baik hatinya menawarkan untuk bergabung dengan mereka meski dalam satu kali perjalanan.

Hingga ketika sosok mereka kian menjauh, Helena pun membalikkan badannya, kembali menatap riuh ricuh yang ada di dalam pasar.

Tahu apa? Helena selalu tertarik pada pasar. Itu adalah tempat di mana banyak sekali orang-orang berkumpul dengan niat dan tujuan yang sama; menjual atau membeli.

Gadis itu pun memperkuat ikatan rambutnya, dengan jubah yang masih ia kenakan, tetapi dengan tudung yang diturunkan, Helena berjalan memasuki area pasar, sedikit melihat-lihat apa saja yang orang-orang Dellway jual di ibu kota ini.

Di sisi lain, di salah satu sudut pasar. Alice menarik tangan Ophalia agar segera menjauh dari Hansel ataupun Matthias, "Mereka tidak akan senang jika ikut denganku. Mereka tidak suka berlama-lama di pasar," gerutu Alice.

Ophalia yang tangannya ditarik oleh Alice hanya terkekeh mendengar omelan dari gadis tersebut, "Bukankah rata-rata para lelaki memang tidak suka berlama-lama di pasar?"

"Entahlah. Intinya itu menyebalkan. Bagaimana bisa kita terburu-buru di pasar jika kondisi kita bisa sedikit berlama-lama?"

Ophalia tersenyum, ia lalu menoleh ke kanan dan kiri. Percakapan dan ucapan terdengar riuh dan ricuh. Sepertinya pasar ini selalu ramai oleh pedagang dan pembeli di setiap waktu.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang