37. Pesta Ulang Tahun Sang Ratu (2)

116 37 3
                                    

"Kau siapa?" ucap Helena pelan, melontarkan pertanyaan.

Alice, dengan gaun berwarna biru tua dan rambut cokelatnya yang ia gelung, menunduk kemudian memperkenalkan diri, "Saya Alice Marianne, Yang Mulia. Tabib Utama Istana Cartland. Biarkan saya yang mengambil benda itu," ucap Alice.

Sejenak, Helena tampak ragu, tetapi kemudian ia pun beranjak dan melangkah mundur memberi ruang bagi Alice untuk membantunya. Alice mengangguk, ia kemudian mendekat ke arah kolam.

Gadis itu menatap permukaan air, pada kolam itu, kemudian menoleh ke arah Helena, "Yang Mulia, apakah cincin tersebut yang ingin diambil?"

Helena mengangguk pelan, pada detik berikutnya, Tuan Putri Lindsey itu dibuat terkejut dengan apa yang Alice lakukan. Alice langsung melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kolam, ia sempat melepas sepatunya dan mengangkat gaunnya hingga selutut.

"Ka-kau tidak perlu sampai seperti itu ...." Helena mendekat mencoba menghentikan Alice.

Alice tidak merespon Helena, melainkan membungkuk mencoba mengambil cincin tersebut. Bawahan gaun Alice mulai menyentuh permukaan air dengan Helena yang hanya bisa melihat Alice dengan tatapan khawatir.

Tangan kiri Alice menggenggam gaun yang ia angkat dengan tangan kanannya yang terulur hampir menyentuh dasar kolam. Cincin itu berhasil diambil oleh Alice.

Pada satu sisi, Ophalia baru saja tiba di taman yang Alice maksud sebagai tempat mereka bertemu, gadis guardian itu mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah, sampai dua sosok gadis yang terlihat di dekat kolam membuat perhatian Ophalia terjatuh pada mereka, ia pun berjalan mendekat untuk mengenali sosok dua perempuan tersebut.

Netra Ophalia membulat ketika mendapati Alice yang tengah masuk ke dalam kolam dengan setengah gaunnya yang sudah basah terkena air.

"Alice! Apa yang kau lakukan?" seru Ophalia langsung mempercepat langkahnya.

Alice baru saja kembali berdiri ketika ia mendengar suara Ophalia dari kejauhan, ia menoleh dan tersenyum mendapati temannya yang berambut pirang pucat itu tengah berjalan mendekat dengan tatapan yang sarat akan kekhawatiran.

Alice baru saja akan melangkah keluar dari kolam, sampai salah satu kakinya tanpa sengaja terpeleset akibat lumut yang berada di dasar kolam. Melihat Alice yang hampir terjatuh, Helena langsung reflek hendak menangkap Alice, tapi sayang usahanya itu sia-sia, Alice tetap terjatuh dan seluruh gaunnya basah terkena air kolam, sedangkan kaki Helena justru tanpa sengaja tersantuk tembok dari kolam.

Keduanya sama-sama mengaduh tepat ketika Ophalia akhirnya tiba. Guardian itu menatap keduanya dengan pandangan bingung. Ia kemudian menoleh ke arah Alice, dan membantu gadis tersebut untuk segera keluar dari kolam.

Alice meringis masih merasakan sakit pada badannya, ia pun memandang gaunnya yang kini telah sepenuhnya basah.

"Eh? Mana cincinnya?" Alice menoleh ke sekitar, beberapa detik yang lalu — sebelum ia terjatuh — cincin itu masih berada dalam genggaman Alice.

Sepertinya cincin itu terlepas dari genggaman Alice.

"Cincin apa?" Ophalia bertanya.

"Cincin, aku ke kolam untuk mengambil cincin."

Ophalia menuntun Alice untuk duduk di tembok tepian kolam, di sebelah Helena yang tentunya semakin linglung bukan main atas kedatangan Ophalia.

Ophalia kemudian melihat ke arah kolam tersebut, ia menghela napas menatap kedua gadis yang kini hanya bisa terduduk di tembok kolam. Guardian itu pun melepas sepatunya dan menggulung ujung celananya, masuk ke dalam kolam dan mengambil cincin itu dengan selamat.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz