SIN

709 74 10
                                    












Sehun memainkan tangannya dengan gelisah saat menatap kedua mertuanya yang menatapnya dengan begitu lekat dan penuh penilaian, pasangannya sedang tidak ada dirumah saat ini karena sedang bekerja di perusahaan milik keluarga, dia sudah menikah lebih dari 3 tahun tapi masih merasa kalau dirinya tidak begitu diterima oleh keluarga sang suami, mungkin karena memang derajat mereka yang berbeda jauh.

Sehun adalah anak panti asuhan yang beruntung dicintai oleh seorang anak dari keluarga sendok emas di Seoul, Sehun bertemu dengan suaminya saat dirinya tengah bekerja sebagai kurir pengantar makanan, awalnya keluarga sang suami tentu saja tidak merestui hubungan mereka saat sang suami meminta izin untuk menikahi Sehun bukan hanya karena derajat yang berbeda tapi tentu saja masalah keturunan.

"Sehun-ah kau tidak membohongi kami kalau kau bisa memberi putra kami keturunan kan?" Sehun menggeleng cepat mendengar pertanyaan tegas dari Tuan besar Park, ayah mertuanya.

"Aku tidak akan berani Aboenim"

"Tapi ini sudah hampir 4 tahun tapi kau belum juga menepati janjimu, apa kita perlu periksa kedokter?"

"Aku baru kedokter kemarin lusa eommanim dan dokter bilang semua baik-baik saja" Sehun menjelaskan pada sang ibu mertua yang menatapnya dengan malas.

"Apa anak kami yang tidak baik-baik saja? Oh kasihan putraku itu, dia pasti akan hancur jika mengetahui kalau dia tidak bisa menghasilkan keturunan bagi keluarga besar kami" Ujar Nyonya besar Park memijit kepalanya pusing.

"Suamiku, apa yang harus kita lakukan?"

"Sehun-ah kau yakin kau bisa memberikan keluarga kami keturunan? Kalau kau membohongi kami,aku tidak akan segan untuk mendepakmu dari keluarga kami, kau tahu kan kalau kami bisa dengan mudah melakukannya, jadi jawab dengan sungguh-sungguh kau bisa memberi keluarga kami keturunan" Sehun mengangguk kaku mendengar pertanyaan intimidasi itu, sungguh apa yang harus dilakukannya? Dia juga sangat menginginkan seorang anak agar keluarganya bisa dipenuhi kebahagiaan yang luar biasa tapi sepertinya Tuhan belum menjawab segala do'anya, mungkin Tuhan masih ingin melihat kesungguhannya.

"Tiffany, paggil bungsumu itu untuk segera pulang ke Korea" Titah Park Siwon dengan tegas membuat sang istri membulatkan matanya yang sepertinya tahu apa yang ada didalam kepala sang suami itu, putra bungsunya?.


6 tahun kemudian

"Momma" Sehun tersenyum kecil saat merasakan kecupan kecil dipipinya.

"Good morning sunshine, kenapa Ara bangun begitu pagi? Bukankah ini hari libur? " Sehun mendekap tubuh kecil itu masih dengan mata terpejam.

"Momma hari ini kita akan datang kerumah Harabojie, samchun akan apa yang dikatakan appa kemarin? Bertunangan?" Sehun membuka matanya cepat mendengar apa yang dikatakan oleh sang putri menatap mata bulat besar sang putri dengan pandangan lekat lalu tersenyum kecil.

"Momma hampir saja melupakannya, terimakasih sudah mengingatkan sunshine" Sehun memberi kecupan lembut dipipi sang putri lalu bangun dari acara tidurnya.

"Dimana Appa?" Tanya Sehun saat melihat tempat berbaring sang suami sudah kosong.

"Appa sedang mengangkat koper kecil kedalam mobil, dia menyuruh Ara untuk membangunkan Momma"

"Baiklah, sekarang momma sudah bangun lalu apa yang harus kita lakukan, Ara sudah mandi?"

'Hmmm, apa momma tidak menciumnya? Ara sudah wangi sekali"

"Oh benarkah? Coba sini momma cium" Sehun menghujani sang putri dengan ciumannya membuat Ara terkikik kegelian.

"Sehun-ah, Ara-ya ayo segera bersiap aku tidak ingin eomma mengomel karena kita telat datang"

Kumpulan Cerita PendekWhere stories live. Discover now