2nd (I)

519 66 18
                                    

.
.
.
.
.




Sehun mengerang bangun dari tidurnya saat ada yang mengetuk pintu kamarnya, ini sudah sekitar 1 minggu sejak pertengkarannya dengan Wanda terjadi dan kedua mertuanya tidak mengizinkannya untuk kembali ke rumah pantai dengan alasan tidak ada yang bisa mengawasinya selama 24 jam padahal Sehun sudah bilang kalau dirinya tidak apa-apa dan mau membawa bibi kesana untuk mengawasinya tapi mereka tetap tidak mengizinkan karena takut sesuatu terjadi.

Chanyeol sendiri beberapa kali datang tapi sang ibu mertua tidak mengizinkan putra tunggalnya itu untuk menemui Sehun karena takut Sehun akan strees jika berhadapan dengan Chanyeol, padahal Sehun biasa saja dia punya masalah dengan Wanda bukan dengan suaminya itu.

"Iya ma udah bangun" Sehun melangkah untuk membuka pintu dan langsung disambut oleh senyuman hangat dan kecupan ringan dipipinya dari mama Fanny, sungguh Sehun merasakan kasih sayang penuh dari ibu mertuanya itu kasih sayang yang sudah lama tidak dia rasakan karena kedua orang tuanya meninggal saat dirinya duduk dibangku SMA.

"Mama hari ini ada urusan sama temen mama jadinya harus pergi sampai sore nanti, kamu mau ikut mama pergi apa dirumah aja?"

"Dirumah aja ma, aku boleh undang Selena kesini kan?"

"Boleh dong, iya udah kalau gitu inget jangan macem-macem, nggak usah ngide masuk dapur segala kalau butuh apa-apa bilang bibi langsung jangan inisiatif, dapurnya kadang licin mama nggak mau kamu kepleset apa gimana" Sehun hanya mengangguk mengiyakan karena jika dia berdebat ini akan menjadi lama dan makin banyak wejangan yang keluar dari ibu mertuanya tersebut.

'Iya udah kalau gitu mama berangkat dulu, sarapan sama susu kamu udah ada dimeja makan"

"Hati-hati ma"

"Baik kamu juga baik-baik dirumah okay" Setelah mama mertuanya pergi Sehun memilih untuk mandi dulu sebelum memulai sarapannya dan menunggu Selena untuk datang kerumah karena mereka memang sudah janjian, Selena akan membawakannya makanan yang sudah dari kemarin dia inginkan, rujak cingur.


Setengah jam kemudian Selena akhirnya datang dan akhirnya mereka memutuskan untuk makan rujak cingurnya disamping kolam renang dengan kaki tercelup diair.

"Se lu bener-bener diratukan sama keluarga suami lu ya, ongkang-ongkang kaki doang tapi semua kebutuhan tercukupi mau apapun juga diturutin" Sehun mendengus mendengar pernyataan Selena.

"Iya karena aku lagi ngandung aja sih Sel, entar kalau udah mungkin beneran di buang sama kayak yang dibilang Wanda"

"Masih nggak habis fikir sama Wanda gimana dia bisa setega itu loh, kalau aku jadi kamu Se dari awal udah aku bongkar kalau surat-surat yang kamu kirim lewat email itu punya kamu, kamu ngungkapin perasaan tulus kamu lewat sana tapi apa yang kamu rasain malah diakuin orang lain, lagian kenapa suami lu nggak nyelidikin dulu coba, pake langsung dinikahin"

"Waktu itu kan mas Caraka lagi kedesek banget ama situasi keluarganya yang udah jatuhin masa tenggangnya sebagi bujangan dan kalau nggak mau dijodohin dia harus bawa seseorang yang emang pengen dia nikahin jadi mungkin dia milih orang yang nulis surat buat dia karena ngerasain perasaan tulusnya, pas dia ngajak ketemuan malah aku nggak buka email aku dan malah Wanda yang baca itu dan dia yang datang nemuin mas Caraka-"

"Jadi suami kamu nggak jatuh cinta sama Wanda? Dia buru-buru nikahin karena kepepet doang?" Sehun berfikir sejenak mendengar pertanyaan Selena.

"Aku nggak tau, mungkin aja dia jatuh cinta pas lihat Wanda terus semakin yakin kalau dia bakal nikahin pemilik surat tersebut, mungkin kalau aku yang dateng waktu itu semua juga bakalan beda"

Kumpulan Cerita PendekDove le storie prendono vita. Scoprilo ora