Step Father

607 66 5
                                    












Suasana ruang makan itu tenang dan hanya terdengar suara denting alat makan yang beradu yang menghiasi ruangan berwarna keemasan tersebut.

Sehun yang duduk tepat didepan ibunya melirik dengan segala kecanggungan yang menempelinya sambil melirik kursi yang berada dikepala meja, dulu saat Sehun masih kecil kursi itu diduduki oleh ayahnya dan setelah ayahnya pergi meninggalkan dunia kursi itu menjadi milik ibu tirinya, yah meski ibu tiri tapi Sehun sangat menyayangi sang ibu yang sudah menggantikan sosok ibu kandungnya yang pergi setelah melahirkannya, itu yang diceritakan ayah kalau ibu kandung Sehun pergi karena tidak mencintai ayah dan meninggalkan putranya dalam perlindungan sang ayah.

Lalu setelah bertahun-tahun ditempati oleh ibu kursi itu sekarang menjadi tempat duduk orang lain, ayah tirinya yang menikahi sang ibu seminggu yang lalu, saat sang ibu meminta izinnya tentu saja Sehun memberikan restunya maksudnya yang paling penting ibu bahagia lagipula ibu menikah lagi karena memang membutuhkannya untuk teman hidup semasa tua nanti, Sehun tentu saja akan memiliki kehidupannya sendiri dia akan menikah dan mempunyai keluarga kecil miliknya sendiri.

"Hunna, ibu nanti malam akan menginap dirumah nenek apa kau ingin ikut?" Akhirnya sang ibu angkat suara dan memecah keheningan yang ada.

"Tidak ibu, Sehun sedang banyak sekali tugas dan sudah hampir deadline, Sehun tidak mempunyai waktu bermain belakangan ini"

"Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri Hunna, kalau kau kesulitan kau bisa minta tolong pada Papa, dia dulu lulusan bisnis sepertimu juga" Ujar Ibu membuat Sehun melirik pada sosok yang memilih tidak terlibat dalam pembicaraan kali ini.

"Baiklah ibu, Sehun akan berangkat sekarang"

"Baiklah hati-hati Hunna, jangan pulang terlambat diluar sana banyak hal yang biasa membahayakan jika kau pulang larut malam"

"Aku akan selalu mengingatnya ibu, sampaikan salamku pada nenek bu" Setelah itu Sehun beranjak dari kursinya dan pergi darisana tanpa menoleh lagi, untuk pertama kalinya dalam hidup dia merasa tidak nyaman berada diruang makan rumahnya sendiri.





Sehun memijat lehernya yang terasa kaku karena berkutat dengan buku sedari tadi siang menjelang sore begini, dia benar-benar dikejar deadline salahnya karena kamarin-kemarin memilih untuk bersantai dan jadilah sekarang dia terburu-buru mengerjakan tugas tersebut.

Sehun mengernyitkan dahinya heran saat mendengar suara berisik dari dalam rumah saat dirinya membuka pintu rumah besarnya, memang ada acara apa kenapa terdengar suara musik yang keras sekali bukankah ibunya sedang berada dirumah nenek jadi siapa yang menggelar pesta disore hari seperti ini? Sehun mempercepat langkahnya mendekat pada suara ribut tersebut dan langsung menjatuhkan mulutnya saat melihat pemandangan yang ada dihadapannya.

Disana dikolam renang yang berada disamping rumahnya tengah ramai orang sedang melakukan pesta kolam darimana datangnya mereka semua? Kenapa Sehun tidak melihat adanya mobil didepan rumahnya dan sungguh apa yang sedang mereka lakukan dirumahnya? Bahkan Sehun tak mengenal satupun orang disana.

"APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN DIRUMAHKU?" Sehun berteriak kencang membuat suasana ramai itu terhenti seketika hanya alunan musik disko yang masih terdengar dari pengeras suara.

"Oh siapa dia? Apa dia pemilik rumah ini?"

"Apa dia yang dinikahi oleh Chanyeol?"

"Si Park itu mengatakan kalau yang dinikahi adalah seorang janda bukan bocah sepertinya, tentu dia bukan orang yang dinikahi Chanyeol tapi dia terlihat sangat manis"

"Apa dia pelayan dirumah ini?"

"Itu tidak mungkin dilihat saja tangannya sehalus itu dia tidak pernah bekerja keras"

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang