SIN 7

456 60 9
                                    

Sehun meletakkan satu cangkir kopi dihadapan sang suami yang sibuk dengan gadget dan berkasnya.

"Minum dulu hyung"

"Iya, terimakasih" Sehun tersenyum maklum mungkin suaminya masih sedikit marah tentang masalah seorang anak yang belum Sehun kabulkan.

"Kau lelah hyung? Ingin ku pijat?"

"Tidak perlu lebih baik kau urus saja putrimu itu sedari tadi dia berisik sekali membuatku tidak bisa berkonsentrasi mengerjakan pekerjaanku" Sehun tersentak kaget mendengar ucapan Seojin yang menurutnya sedikit kasar.

"Dia putrimu juga hyung"

"Iya"

"Kau sebenarnya kenapa hyung? Kau masih marah hanya karena perkara seorang anak lelaki?"

"Hanya kaubilang, apakah kau tidak mengerti? Harga diriku dipertaruhkan disini"

"Tapi hyung, hyung tidak harus menjadi pewaris, kita sudah bahagia dengan apa yang kita punya saat ini"

"Kau tidak mengerti, harga diriku sebagai anak pertama tidak bisa dicoreng Sehun, memangnya apa alasanmu enggan memberikan seorang putra padaku?"

"Hyung mempunyai seorang anak butuh mental hyung dan aku belum siap jika harus mengandung lagi, kau tau semasa kehamilanku dulu aku sangat tertekan dan beruntung Ara bisa lahir dengan sempurna"

"Memang apa yang membuatmu begitu tertekan saat hamil dulu? Bukankah aku meratukanmu? Aku mencukupi segala kebutuhanmu? Apa yang membuatmu tertekan Sehun?" Sehun tak bisa menjawab pertanyaan Seojin, bagaimana bisa dia menjawabnya? Kalau semasa kehamilan Ara dia memikirkan Chanyeol dan segala kesalahan yang mereka berdua perbuat.

"Kau tidak mengerti hyung"

"Kau yang tidak mengerti Sehun, kau mau suamimu ini direndahkan keluarga besarnya sendiri? Diinjak-injak oleh saudaranya yang mengambil alih segala apa yang seharusnya menjadi milikku?"

"Jadi semuanya hanya karena uang dan kehormatan? Tidak hyung seorang anak diharapkan kehadirannya karena cinta bukan untuk suatu tujuan"

"Tentu aku akan mencintainya juga jika memang aku mendapatkan seseorang putra"

"Kalau kau mendapatkan seorang putri lagi kau tidak akan mencintainya? Begitu hyung? Kenapa kau berubah akhir-akhir ini hyung?"

"Kau yang berubah Sehun, kau tidak lagi menjadi orang yang penurut, tugasmu hanya menuruti apa yang aku katakan, aku memilihmu menjadi pasangan karena sikapmu itu"

"Jadi kau tidak pernah mencintaiku hyung? Kau memilihku hanya karena aku begitu lugu jadi kau bisa dengan mudah menyetirku?"

"Tentu saja aku mencintaimu Sehun, sudahlah tidak usah dibahas untuk saat ini aku harus mengerjakan tugas kantorku" Sehun menatap san suami dengan tidak percaya lalu segera beranjak dari sana sebelum mulutnya berbicara sesuatu yang tidak boleh dibicarakannya.

"Momma" Sehun mengusap air matanya cepat saat sang putri berlari cepat menghampirinya.

"Apa yang dilakukan Ara?"

"Ara sedang belajar menyanyi

" Oh tidak biasanya Ara belajar bernyanyi, ada apa?"

"Hmmm tidak apa-apa hanya ingin saja, besok Ara ingin pergi ice skating apa momma ingin menemani?" Tanya Ara membuat Sehun tersenyum manis lalu segera mengangguk dengan semangat.

"Tentu saja momma akan menemani Ara"

"Momma tidak apa-apa?" Tanya Ara sambil mengusap pipi lembut sang ibu.

Kumpulan Cerita PendekOnde histórias criam vida. Descubra agora