2nd (O)

517 70 24
                                    

.
.
.
.
.



Chanyeol menelusurkan tangannya pada kaca tersebut, mata bulatnya menatap haru pada sosok kecil yang tengah terpejam tersebut, putrinya terlihat begitu cantik meski terlahir lebih cepat dari seharusnya.

"Cucuku begitu cantik, lihatlah matanya persis seperti milikmu Caraka"

"Iya ma" Chanyeol menjawab dengan lemah membuat mama Fanny langsung memeluk sang putra dan mengusap punggungnya.

"Semua ini salah Caraka karena nggak bisa jagain Sehun"

"Ssssat bukan salah kamu, kamu udah berusaha sebaik mungkin jagain mereka tapi takdir Tuhan berkata lain, yang harus kita lakukan sekarang adalah bersyukur karena Sehun dan anak kalian selamat"

"Tapi anak Caraka harus kayak gitu ma, Sehun juga belum sadar juga"

"Berdo'a Caraka, itu yang bisa kita lakukan, semoga Sehun cepat sadar dan anak kalian juga sehat-sehat terus, cucunya mama itu pasti sehat dan nanti bakal tumbuh jadi anak paling cantik yang pernah ada"

"Mama" Mama Fanny membiarkan sang putra menangis tersedu dibahunya biarlah dia lepaskan tekanan yang sedari tadi menekannya karena keadaan istri dan putrinya.

"Kata dokter tadi Sena udah boleh dikunjungin, kamu mau kesana?"

"Iya ma, titip Blessing dulu ya"

"Iya mama siap jagain cucu mama 24/7 kalau diizinin"

"Makasih ma" Chanyeol menatap sang putri sekali lagi sebelum beranjak menuju ruangan Sehun yang masih belum bangun setelah dioperasi.

Chanyeol menguatkan hatinya sebelum memasuki ruangan berbau obat yang begitu pekat tersebut, diranjang sana Sehun tengah berbaring dengan alat bantu pernapasan yang menutupi mulut dan juga hidungnya.

"Sehun" Chanyeol duduk disamping ranjang lalu mengambil tangan Sehun untuk diciumnya.

"Kamu hebat sayang, terimakasih sudah kuat dan bisa membawa anak kita lahir kedunia, saya tidak tahu harus mengatakan apa, hanya terimakasih yang bisa saya katakan pada kamu" Gumam Chanyeol disela-sela jemari Sehun yang masih lemas.

"Putri kita begitu cantik kayak kamu, tapi tadi sempet buka mata sebentar dan kata mama matanya kayak punya saya, bulat pasti dia bakalan tumbuh jadi anak yang begitu cantik dan saya harus ekstra jagainnya karena banyak yang mau sama anak kita" Chanyeol terus bercerita meski tidak ada yang menyahutinya.

"Kamu juga harus cepet sadar sayang biar bisa lihat putri kita, kamu pasti langsung jatuh cinta sama dia, saya udah nyiapin nama buat dia tapi nanti aja saya kasih tau ya kalau kamu udah bangun biar tahu kamu setuju nggak sama nama yang bakal aku kasih buat putri kita, Sehun izinin saya nangis didepan kamu ya, jangan ledekin saya entar tapi saya udah nggak tahan lagi" Chanyeol menenggelamkan wajahnya ditelapak tangan Sehun dan tersedu disana.

"Sehun kalau kamu bisa denger ini tolong percaya ya, saya cinta sama kamu" Chanyeol membungkuk diatas tubuh Sehun dan mendaratkan kecupannya didahi mulus tersebut, menyampaikan perasaan yang selama ini tidak pernah dia ucapkan secara langsung meski mungkin Sehun sadar karena perubahan sikapnya yang tidak lagi menjaga jarak darinya.

"Saya benar-benar cinta kamu Sehun, sangat!"

Chanyeol keluar dari ruangan Sehun setelah merasa emosinya sudah mulai stabil dia menatap Suzy yang tertidur dibangku tunggu yang ada didepan ruangan tersebut dirinya sudah menyuruh gadis itu pulang sejak semalam tapi teman Sehun itu memang keras kepala dia tidak mau pulang sebelum melihat Sehun lagi, Chanyeol kesal sekali tapi dalam hati bersyukur karena istrinya dikelilingi oleh orang-orang yang begitu tulus bersahabat dengannya.

Kumpulan Cerita PendekWhere stories live. Discover now