SIN 6

418 67 6
                                    








Sehun mengamati Chanyeol yang sedang mengajak Ara berbicara dari dalam mobil, saat hendak menjemput Ara ternyata sudah ada Chanyeol disana sepertinya ingin menjemput Ara juga, darah lebih kental dari air itu memang benar adanya, Sehun tidak pernah melihat Ara begitu luwes dan lepas dengan orang lain sebelumnya, Ara sangat dekat dengan Seojin tentu saja! Tapi melihat Ara bersama Chanyeol adalah sebuah pemandangan yang berbeda.

"Momma" Sehun mengerjap pelan saat jendela mobilnya diketuk dari luar, dia segera menurunkannya tersenyum kecil pada sang putri yang berdiri disamping mobil dengan mata melirik kanan dan kiri.

"Ara tidak masuk? Kita pulang sekarang?"

"Momma, samchun ingin mengajak Ara berenang divilla seperti tempo hari, apa momma mengizinkan?"

"Ara ingin berenang bersama samchun? Ara tidak lelah? Tadi ada pelajaran olahraga"

"Tidak momma tapi kata samchun kalau momma tidak mengizinkan tidak apa-apa"

"Apa momma boleh bergabung?" Tanya Sehun membuat Ara membulatkan matanya yang sudah bulat itu.

"Momma ingin ikut? Tentu saja Ara akan sangat senang jika momma mau menemani Ara"

"Baiklah momma akan menemani Ara, Ara ingin masuk mobil momma apa ingin ikut dengan samchun?"

"Ara ingin naik mobil bersama smachun"

"Baiklah momma akan mengikuti dari belakang"

"Yeeeeeeeey momma memang yang terbaik" Setelah itu Ara segera berlari menuju Chanyeol dan melompat kedalam gendongannya dan sepertinya memberitahu apa yang disampaikan oleh sang momma membuat Chanyeol mengerutkan kening menoleh pada Sehun yang tersentak kaget dan segera menutup jendela mobilnya, entah kenapa perkataan nenek Hwang selalu berputar dikepalanya, kalau lelaki jangkung itu mencintainya tiba-tiba membuat jantung Sehun berdebar tak karuan, oh ayolah kau tidak boleh seperti ini Sehun, itu sama sekali tidak dibenarkan.

Sehun mengupas apel yang dia ambil dari kulkas yang berada didapur, dilihat dari isinya sepertinya Chanyeol sering menghabiskan waktu ditempat ini karena isi kulkasnya terlihat masih segar dan cukup lengkap.

"Kau akan memotong jarimu sendiri jika kau menggunakan pisau sambil melamun"

"Awwwww" Sehun memperhatikan jarinya yang berdarah dengan cepat diambil oleh tangan besar Chanyeol dan langsung membawanya ke wastafel dan mengalirkan airnya diatas jari Sehun yang terluka.

"Apa yang kubilang, kau sudah mempunyai seorang putri tapi sepertinya kau benar-benar ceroboh"

"Itu karena Chanyeol-ssi mengagetkanku"

"Benarkah? Sudah tidak apa-apa?" Chanyeol mengangkat bahu acuh tak merasa bersalah sedikitpun.

"Tidak, dimana putriku?"

"Dia putriku juga Sehun, jangan memanggilnya seperti itu jika dihadapanku karena itu sungguh menggangguku dan membuatku muak" Melihat sorot mata Chanyeol yang sedikit membara membuat Sehun cepat-cepat minta maaf tak mau melihat lelaki jangkung itu marah.

"Oh maafkan aku, maksudku dimana Ara?"

"Dia sedang berdiam diri dipinggir kolam mencari sinar matahari karena sudah mengeluh kedinginan dan ingin dibuatkan susu hangat"

"Ah biarkan aku membuatkannya"

"Baiklah aku akan kembali kesana takut kalau dia masuk kolam seorang diri, jarimu sungguh sudah tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa Chanyeol-ssi"

"Baiklah" Sehun memandang punggung Chanyeol yang menjauh karena sungguh setelah apa yang dikatakan nenek Hwang, berbicara dengan Chanyeol hanya berdua membuat Sehun sedikit malu dan sedari tadi menahan wajahnya agar tidak memerah.

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang