2nd (L)

539 73 13
                                    

.
.
.
.
.

Sehun mengusap punggung telanjang Chanyeol dan bersenandung kecil, setelah pelepasan keduanya Chanyeol langsung jatuh kealam mimpi meninggalkan Sehun yang harus melepaskan dirinya dari penyatuan mereka.

"Blessing you okay? Kamu nggak kenapa-napa kan? Baik-baik didalam sana kan?" Gumam Sehun mengusap perut buncitnya, dia hendak beranjak dari ranjang saat tangan kekar Chanyeol kembali menarik pinggangnya dan menelusupkan wajahnya dilipatan leher Sehun dan mengecupnya pelan.

"Kirain tidur" Gumam Sehun mencoba menghindari bibir Chanyeol yang mulai menyesap lehernya lagi.

"Lepasin dulu mas, bersih-bersih dulu! Lengket semua nih" Ujar Sehun tapi Chanyeol hanya menjawab dengan erangan malasnya.

"Nanti aja"

"Lengket semua lho ini ih, jorok tau entar tidurnya nggak nyaman kalau lengket semua kayak gini" Sehun menghela nafasnya pelan saat Chanyeol semakin mengeratkan pelukannya.

"Mas"

"Hmmmmm"

"Aku mau minta maaf"

"Minta maaf terus, kamu nggak salah"

"Tapi tetep aja harusnya dari awal aku jujur, tapi ketakutan aku yang akhirnya membuat semuanya jadi makin rumit"

"Apa yang kamu takutkan Sehun?"

"Semuanya mas, bayang-bayang kamu bakal jijik kalau tau aku penulis surat tersebut, semuanya buat aku ketakutan" Chanyeol mengambil tangan Sehun dan menciuminya lembut.

"Harusnya kalau semua dari awal tidak ada drama seperti ini, kita bertiga nggak bakal terjebak dalam hubungan yang menyakitkan bagi kita bertiga"

"Mas aku beneran nggak apa-apa kalau emang terus jadi bayang-bayang didalam keluarga kamu-"

"Nggak! Kamu pantes dapet yang lebih baik daripada ini"

"Jadi mas mau lepasin aku? Setelah melahirkan?" Sehun tak bisa menahan suaranya yang tiba-tiba bergetar karena ucapan Chanyeol barusan sedangkan suaminya itu langsung menciumi bahunya yang masih memerah karena bekas sesapan dari mulut dan gigi Chanyeol.

"Saya bakal diskusi sama papa dan mama supaya kamu bisa diakui sebagai keluarga Arkananta didepan semua orang, saya akan mengusahakan nama kamu yang tertera diakta kelahiran anak kita"

"Mas nggak usah bercanda!"

"Saya nggak lagi bercanda Sehun, itu semua adalah hak yang seharusnya dari awal kamu dapetin"

"Terus Wanda?"

"Saya akan pikirin nanti saja, biarin saya istirahatin otak saya dulu dari Wanda ya?"

"Hmmm iya udah aku tau kalau keputusan yang bakalan kamu ambil pasti jalan paling baik buat kita bertiga, meski aku kesel sama Wanda tapi dia tetep satu sosok yang punya tempat sendiri dihidup aku, aku juga pengen dia bahagia" Gumam Sehun pelan.

"Blessing akan jadi anak paling beruntung karena punya kamu sebagai ibunya"

"Hmmm semoga dia bangga ya punya momma kayak aku"

Kumpulan Cerita PendekWhere stories live. Discover now