No Title (C)

375 69 12
                                    





"Sehun-ah tidakkah kau menemani putraku itu? Lihatlah dia terlihat begitu kesepian"

"Ibu Kim, kau ini kan ibunya harusnya ibu Kim yang menemaninya?"

"Kau ini, tentu saja aku harus menemui tamu-tamuku" Sehun meringis kecil saat kepalanya dipukul oleh Ibu Kim, sang atasan.

"Tapi aku malas Ibu Kim, anakmu itu terlalu membosankan, lagi pula kau ini sudah tua ibu Kim kenapa kau membuat pesta acara seperti ini? Pesta topeng? Yang benar saja"

"Kau selalu protes tentang ideku tapi lihatlah, kau yang paling berusaha untuk tampil paling menarik?"

"Aku masih muda dan tentu saja aku harus mempunyai malam tak terlupakan malam ini" Sehun tersenyum lebar membuat Ibu Kim menatap aneh pemuda yang kini memakai topeng hitam itu.

"Terserahmu saja Hun-ah asal jangan membuat keributan dipestaku ingat semua tamuku ini orang penting"

"Hmmm aku tidak akan macam-macam ibu Kim, tenang saja okay, aku pergi aku harus mencari apa yang harus aku dapatkan untuk malam ini"

"Hmm hati-hati jangan sampai menghamili anak orang sembarangan"

"Oh aku yang ingin dihamili Ibu Kim" Sehun terkikik dengan gumamannya sendiri lalu segera beranjak dari duduknya dan mulai mengamati orang-orang disekitarnya, mencari apa yang diinginkannya.

Mata cantik Sehun mengamati sosok yang berdiri menyendiri di pojok ruangan dengan sebotol sampanye ditangannya, sebotol dan bukan segelas seperti orang lain, lelaki berperawakan jangkung itu tampak bosan dengan orang-orang disekitarnya itu jelas dari sorot mata tajam itu yang terlihat kurang antusiasme.

"Hmmm biar aku lihat, meski wajahnya sebagian tertutup topeng tapi dia pasti tampan lihat itu rahangnya yang luar biasa dia pasti begitu tampan aku tidak akan salah menilai, badannya juga sangat bagus dan emmm bajunya terlihat mahal aku yakin dia orang kaya dan bukan seorang asisten sepertiku, baiklah aku sudah menemukan sosok yang bebet, bobot dan bibitnya luar biasa tapi bagaimana aku bisa mendekatinya?" Sehun mengetuk-ngetuk dagunya dan berfikir keras, lalu segera menyeringai saat tahu apa yang harus dilakukannya.

Sehun berjalan sempoyongan menuju pojok ruangan dan mulai aksinya saat tiba dihadapan sosok yang diinginkannya, kakinya dengan sengaja menyandung kakinya sendiri dan tidak sesuai ekpetasinya tubuhnya membentur lantai membuatnya meringis.

"Apa kau tidak punya mata sampai jatuh seperti itu" Suara berat itu menganggu telinga Sehun.

"Kau seharusnya menolongku" Ujar Sehun menahan rasa malunya lalu berdiri dari acara terjerembabnya.

'Kenapa harus? Itu sama sekali bukan urusanku?"

Sial! Ternyata Sehun sedikit meleset dalam menilai siapa yang menyangka kalau bajingan dihadapannya ini begitu sombong.

"Kalau begitu aku tidak akan berbasa-basi lagi, maukah kau memberikan spermamu?" Sehun bisa melihat kekagetan dari mata bulatnya yang terbelalak karena mendengar ucapannya.

"Kau mabuk?"

"Tidak tentu saja tidak, aku seratus persen sadar"

"Tunggu sebentar aku akan menghubungi rumah sakit jiwa terdekat, pasiennya sepertinya kabur satu"

"Aku tidak gila! Cepat jawab kau mau memberiku spermamu atau tidak?"

"Kenapa aku harus memberikannya padamu?"

"Mau atau tidak?"

"Apa yang aku dapatkan?"

"Emmm apa yang kau inginkan?" Sehun merasakan bulu dibelakang lehernya tiba-tiba berdiri saat sosok dihadapannya itu menyeringai tiba-tiba.

Kumpulan Cerita PendekTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon