Apa? (⚠️15+)

6.6K 511 6
                                    


"Kenapa?"

Felix menengokkan kepala ke samping, merasa jengah terus dipandangi ketika ia sedang mengerjakan tugasnya. Bukan apa-apa, tapi sungguh itu mengganggu konsentrasinya.

"Apa?"

Changbin yang dipandangi sinis oleh Felix justru balik bertanya masih dengan pandangan yang sama kepada pemuda manis di sampingnya itu.

"Kenapa memandangiku seperti itu?"

"Apa tidak boleh memandang kekasihku sendiri?"

"Tidak boleh."

Changbin menaikkan sebelah alisnya, lalu menyeruput minuman yang ada di hadapannya sebelum menjawab perkataan kekasih manisnya.

"Rezeki tidak boleh disia-siakan, kalau ada sesuatu yang indah di depan mata tentu saja aku harus menatapnya sampai puas."

"Lalu kapan kakak akan merasa puas memandangiku?"

Felix akhirnya memutuskan untuk memusatkan atensi kepada kekasihnya. Percuma juga ia melanjutkan tugasnya kalau konsentrasinya sudah buyar.

"Tidak akan pernah puas."

"Kenapa?"

"Kau mau memuaskanku?"

Felix melotot gemas ke arah kekasihnya, lalu mencubit perut Changbin cukup keras membuat pemuda itu mengaduh sakit.

"Mesum!"

"Kenapa dicubit? Aku kan belum selesai bicara."

"Sudah jelas! Dan jangan bicara seenaknya, kita sedang berada di kantin kampus tau! Malu kalau orang lain dengar."

Felix mencebikkan bibirnya kesal dengan tingkah kekasihnya yang kelewat cuek itu.

"Memang kenapa kalau orang lain dengar? Aku kan hanya ingin berkata apa kau mau memuaskanku dengan memasak makanan kesukaanku. Ada yang salah dari itu?"

Felix berdecak kesal. Tidak berniat menjawab perkataan kekasihnya. Sebenarnya ia juga merasa malu karna sudah berfikiran yang aneh-aneh. Sedangkan Changbin malah tertawa bahagia melihat kekasih manisnya merajuk.

"Felix."

"Hm."

Changbin mendekatkan dirinya ke arah Felix dan berkata lirih di telinganya membuat Felix sedikit bergidik geli karna merasakan hembusan nafas Changbin disana.

"Ayo pulang, aku ingin dipuaskan."










Lee Felix, kebahagiaanku.






Three Words [ChangLix] Where stories live. Discover now