Sunshine: Devotion

1.9K 316 31
                                    

Hari ini merupakan hari terakhir ujian kenaikan kelas bagi Felix. Anak manis yang dulu cengeng dan menggemaskan itu sekarang sudah berada di tingkat 2 SMA. Wajahnya masih manis dan juga cantik. Namun semakin beranjak dewasa Felix juga terlihat semakin tampan. Kecantikan dan ketampanan yang bersatu pada wajahnya membuatnya terlihat sangat... Indah.

"Ah akhirnya liburan di depan mata."

Felix merenggangkan otot-otot tangannya di depan gerbang sekolahnya. Badannya cukup pegal karena harus duduk berjam-jam mengerjakan soal di kelas.

Kakinya melangkah ke arah halte bus. Sejak SMA ia tak lagi diantar jemput oleh bunda maupun Changbin. Itu kemauannya sendiri. Bunda langsung menyetujui asalkan Felix harus menghubungi bunda jika pulang terlambat. Dan Changbin, awalnya dia tidak setuju, katanya takut Felix kenapa-kenapa. Namun setelah perdebatan panjang akhirnya Changbin mengalah juga.

Felix mendudukkan dirinya di halte dengan earphone yang terpasang di telinga. Mendengar lagu kesukaannya. Dan tiba-tiba sebuah pesan masuk mengalihkan perhatiannya.

From : Kak Binnie

Sayang maaf nanti malam kita tidak jadi berjalan-jalan, mendadak kakak ada pekerjaan di luar kota untuk beberapa hari. Nanti kakak bawakan Felix oleh-oleh yang banyak. Maaf ya..

Felix hanya membacanya, enggan membalas pesan kakaknya. Ia mengerti kakaknya sibuk, namun tak bisa dipungkiri ia juga merasa sedikit kesal karena ini sudah kelima kalinya acara mereka gagal karena Changbin yang sibuk bekerja.

Beberapa saat kemudian Felix kembali menerima pesan dan lagi-lagi pesan itu hanya ia baca.

From : Kak Binnie

Felix marah? Sudah pulang? Hati-hati dan jangan lupa makan, pakai juga pakaian hangat karena cuaca mulai dingin. Jaga kesehatan, kakak sayang Felix ❤️

Busnya sudah datang, Felix segera naik dan mendudukkan dirinya di dekat jendela bus, memandang ke arah luar. Tangannya bergerak mengirim pesan kepada seseorang dan setelahnya kembali memusatkan pandangan ke luar. Mengabaikan ponselnya yang bergetar karena panggilan masuk dari kakaknya.






"Hyunjin ayo cepat."

Tangan Felix meraih jaket yang dikenakan Hyunjin dan menariknya agar berjalan lebih cepat. Saat ini Felix berada di sebuah pusat perbelanjaan bersama Hyunjin, temannya yang tadi ia hubungi untuk menemaninya berjalan-jalan.

"Kau yakin?"

Hyunjin bertanya sembari kakinya terus melangkah cepat karena seretan dari pemuda yang lebih kecil darinya.

"Tentu saja."

"Katamu tidak boleh?"

"Kata bunda boleh."

"Kakakmu?"

Felix mengedikkan bahunya dan terus berjalan. Changbin tidak memperbolehkannya mewarnai rambut, tapi Felix tidak peduli, ia mau mencobanya. Urusan kakaknya biar nanti ia yang urus.

Senyum Felix mengembang ketika melihat sebuah salon yang ada di pusat perbelanjaan itu. Kakinya melangkah semakin semangat memasuki salon dan menuju meja resepsionis.

"Ada yang bisa dibantu?"

"Aku mau mewarnai rambutku."



"Woah gila."

Three Words [ChangLix] Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon