What Is Love? II

1.7K 312 25
                                    


Kata orang, cinta itu seperti permen nano nano, segala rasa akan ada di dalamnya. Manis jika perasaanmu bersambut. Asam jika ekspektasimu tak sesuai kenyataan. Dan pahit ketika kau menerima kenyataan yang menyakitkan. Jadi, yang mana kisah cintamu?








"Kenapa kakak tidak bilang dari kemarin sih?"

Felix menggerutu pada kakaknya yang sedang menyetir. Chan yang mendengarnya hanya mengabaikan saja ucapan adiknya. Ia sedang malas menanggapi adiknya yang cerewet.

"Kak Chan!"

"Apa?"

"Kenapa kakak tidak bilang kalau dia sudah kembali?"

"Kan itu kejutan untukmu," jawab Chan santai.

Felix berdecak kesal. Ia malu. Sangat. Changbin itu bisa dibilang cinta pertama Felix. Saat Felix kecil ia sangat mengidolakan sosok Changbin yang sangat perhatian dan tampan. Felix suka. Changbin itu berbeda dengan Chan yang suka usil dan membuatnya kesal. Dan mulai saat itu Felix mendeklarasikan diri sebagai bucin Changbin nomor satu.

Ia selalu berandai-andai saat ia dewasa nanti ia bisa bersanding dengan Changbin yang tampan, pasti Felix bisa membuat seluruh wanita iri melihatnya. Ia tidak peduli jika dibilang itu hanyalah cinta monyet atau apa, yang pasti ia sangat mengidolakan teman kakaknya itu. Jika dipikir-pikir lagi, Felix cukup gila karena menyukai laki-laki sejak kecil. Ah tidak, ia bukan penyuka sesama jenis, ia kan hanya suka pada Changbin.

Yang jadi masalah, Felix tidak tau nama asli Changbin. Ia bertemu dengan lelaki itu saat ia masih kecil dan dirinya selalu memanggil teman kakaknya itu dengan panggilan Kak Binnie. Ketika ia remaja, ia bertanya pada Chan soal nama asli Changbin, namun kakaknya yang menyebalkan itu menolak memberitaunya.

Semakin Felix beranjak dewasa sebenarnya ia semakin lupa dengan Changbin, bahkan ia pernah menjalin hubungan dengan seorang perempuan cantik di awal ia masuk SMA. Tapi jika tiba-tiba bertemu dengan cinta pertamanya begini, rasanya jantung Felix jadi berdebar kencang dan berharap lebih. Namun ketika Felix mengingat kejadian tadi rasanya ia mau menceburkan diri ke laut saja.

"Kakak tau tidak sih semalu apa aku tadi," ucap Felix dengan wajah yang nelangsa. Chan hanya diam, adiknya pasti mau mulai mendramatisir keadaan lagi.

"Tadi aku sedang berjongkok dengan tidak tampan di depan sekolah sambil memakan sebungkus cilok. Saat Kak Binnie datang, aku mengira dia penculik dan memanggilnya paman. Sudah begitu aku menangis kencang di jalan. AKU MALU! AAAAAA- mpph."

Dengan cepat Chan menutup mulut adiknya dengan sebelah tangan yang tidak memegang setir. Ia pusing jika harus mendengarkan teriakan adiknya dalam jarak yang sangat dekat. Sedangkan Felix hanya pasrah. Ia harus berusaha memperbaiki sikap agar Changbin tidak ilfeel padanya.











Sebulan berlalu, Felix merasa sangat bahagia karena dalam jangka waktu itu ia sudah melalui banyak momen dengan Changbin. Iya, sejak Felix sudah tau jika Changbin adalah Kak Binnienya, anak itu jadi sering berbalas pesan dengan Changbin. Sesekali teman kakaknya itu akan menjemputnya di sekolah dan mereka akan makan bersama atau sekedar berjalan-jalan dan mengobrol. Itu semua permintaan dari Felix sih, tapi Changbin tidak menolak ataupun merasa risih, jadi ia anggap bahwa lelaki itu tidak keberatan. Semoga saja.

Hari ini adalah hari ketiga Felix berada di rumah karena sedang libur kenaikan kelas. Ia merasa bosan dan tidak tau apa yang mau dilakukan. Ia diam sejenak sebelum mengambil ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan pada pangerannya.


To: Kak Binnie

Kakak sibuk tidak? Aku boleh mampir ke kantor? Aku bosan jika liburan hanya di rumah.


Three Words [ChangLix] Where stories live. Discover now