Naughty Cutie Boy IV: Reality

2.2K 371 108
                                    

Kalian sudah siap menerima kenyataan?
Mari kita mulai.





Tok tok

"Den Felix? Makanannya sudah siap. Kalau mau makan langsung turun ya, sudah Bibi siapkan di meja makan."

"Iya, Bi. Terima kasih," Jawab Changbin menyahuti.

Felix? Anak itu sedang menggelung badannya dengan selimut di dalam kamarnya. Meringkuk di pinggiran ranjang dengan masih sesenggukan. Tadi anak itu segera menarik Changbin masuk kesana agar bibinya tidak tau jika ia menangis. Kini Changbin hanya diam menemani di sampingnya. Membiarkan anak manis itu menenangkan diri.

Yang lebih tua memundurkan badannya menyandar pada kepala ranjang. Tangannya bergerak menepuk pelan kepala Felix yang agak menyembul dari selimut.

"Kau mau dengar cerita lucu?" Ucap Changbin mulai bermonolog.

"Tapi aku tidak bisa melucu. Karena lucunya sudah ada di dirimu hehehe."

Changbin menggaruk tengkuknya kaku. Ia paling anti mengucapkan hal-hal semacam itu. Hanya untuk menghibur Felix saja ia melakukannya.

"Sudah dong menangisnya, nanti rumahmu banjir."

Ok. Changbin masih berusaha. Tolong hargai.

"Kemarin ada perempuan yang datang ke kantor loh, Fel. Katanya mau melaporkan Lee Felix. Aku tanya ada apa. Ternyata kesalahan Lee Felix adalah menjadi sangat cantik dan indah membuat perempuan itu minder."

Changbin masih menepuk pelan kepala Felix. Sedangkan anak itu sudah berhenti menangis. Telinganya panas mendengar gombalan receh Changbin.

"Tau tidak Fel? Kemarin malam semua orang berkata ada bintang di langit, tapi aku sama sekali tidak bisa melihatnya. Aku pikir aku yang aneh, ternyata memang tidak ada bintang. Karena bintangnya sudah menghiasi wajah manismu."

Felix tidak sanggup lagi. Ia segera bangun membuat Changbin terkejut dan hampir terjatuh dari ranjang.

"Mengagetkan saja."

"Bisa diam tidak?"

Felix memandang galak ke arah Changbin yang saat ini menatapnya dengan ekspresi yang lucu karena terkejut.

"Kok galak?"

"Kakak sudah mirip fuckboy yang biasa aku lihat di tv," ucap Felix dengan tatapan geli.

"Mana ada fuckboy setampan dan segagah aku," Changbin berucap protes sembari memamerkan bisepnya. Oh, Felix baru sadar jika hoodie lelaki itu sudah dilepas dan menampilkan kaos hitam polos yang dikenakan. So attractive. Terlihat sangat menawan.

"Lihat kan? Kau sampai terpesona dengan ketampananku."

"Apanya? Jelek begitu," ucap Felix sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Sembarangan."

Dengan gemas Changbin menggelitiki pinggang Felix sampai anak itu tertawa geli dan telentang di ranjangnya.

"Iya iya ampun ih sudah dong," Felix menggeliat agar gelitikan Changbin terlepas, namun sepertinya lelaki itu masih betah menggelitikinya.

Tiba-tiba suasana menjadi hening ketika tanpa sengaja Felix menarik tangan Changbin sampai jatuh menimpanya. Mereka berpandangan dan perlahan kepala Changbin mendekat mengeliminasi jarak antara keduanya.

"Lihat kan, kakak sudah seperti fuckboy yang sukanya main cium saja," celetuk Felix tiba-tiba.

Changbin yang sudah memejamkan mata segera membuka matanya dan menatap Felix yang jarak wajahnya sudah sangat dekat, bahkan hidung mereka sudah bersentuhan. Dengan segera Changbin mundur sembari berdehem gugup.

Three Words [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang