Just Friend?

3K 358 6
                                    


"Kalian yakin hanya berteman?"





"Changbin."

Seorang pemuda manis menghampiri segerombolan pemuda yang sedang mengobrol di kantin sekolah. Seketika mereka pun menjadi diam dan memusatkan perhatian ke arah pemuda manis yang baru datang, termasuk Changbin, nama yang baru saja disebutkan oleh si pemuda manis.

"Nanti sepulang sekolah temani aku ke pusat perbelanjaan ya, ada sesuatu yang ingin aku beli."

"Iya, sudah makan?"

"Nanti saja, aku kesini hanya untuk mengatakan itu karna ponselmu tidak bisa dihubungi. Sudah ya aku harus kembali ke aula, masih banyak yang belum disiapkan."

Pemuda itu pun segera beranjak pergi namun sebuah tangan besar menggenggam pergelangan tangannya, menahannya untuk tidak pergi.

"Makan dulu."

Ucapannya singkat, namun sarat akan perintah yang tidak bisa dibantah.

"Tapi aku harus mempersiapkan acara."

Si pemuda manis menatap memelas ke arah temannya, berharap agar tangannya dilepaskan dan ia bisa segera kembali ke aula.

"Felix."

"Ayolah Changbin.. Lepaskan ya, nanti aku pasti makan."

"Duduk."

Dengan cepat namun masih lembut Changbin menarik Felix untuk duduk di bangku yang tadi ia duduki lalu segera beranjak meninggalkan meja yang masih ada teman-temannya disana.

"Kau tidak berniat kabur? Changbin sedang tidak melihatmu."

Pemuda itu menggeleng pelan menjawab pertanyaan salah satu teman Changbin, ia hanya pasrah dengan keadaan.

"Tidak, aku pernah kabur dari Changbin ketika mempersiapkan acara pementasan tahun lalu, tapi tiba-tiba ia datang membawa makanan ke aula dan menyuapiku. Aku malu."

Felix mengerucutkan bibirnya kesal karena kembali teringat kejadian memalukan yang ia alami tahun lalu. Ia tidak mau hal itu terulang kembali. Sungguh sangat memalukan karena seluruh siswa yang berada di aula seketika memandang ke arah Felix yang sedang disuapi Changbin. Felix memang sering disuapi Changbin bahkan ia yang biasanya meminta disuapi, tapi itu di rumah dan bukan di sekolah.

Setelah beberapa saat Felix mengobrol santai dengan teman-teman Changbin, pemuda tampan yang merupakan sahabatnya itu kembali ke meja tersebut membawa nampan berisi makanan dan minuman untuk Felix. Setelahnya pemuda itu duduk tepat di sampingnya.

"Ini makan dulu, setelah itu baru kembali ke aula."

Felix hanya menurut dan segera memakan makanan yang dibawakan Changbin dengan cepat sampai piringnya bersih tak bersisa.

"Sudah selesai, aku pergi dulu ya."

Felix akan beranjak dari duduknya namun lagi-lagi tangan Changbin menahannya.

"Apa lagi?"

"Kalau makan itu yang benar."

Changbin membersihkan noda di sudut bibir Felix, mengelapnya dengan ibu jarinya. Setelah itu merapikan rambut Felix dan menepuk kepala sahabatnya pelan.

"Semangat ya dan jangan terlalu lelah."

Changbin tersenyum menatap Felix yang menganggukkan kepalanya lucu dan setelahnya berlari cepat meninggalkan kantin. Ketika dilihatnya sahabat manisnya sudah menghilang ia kembali memusatkan perhatian kepada teman-temannya, dengan wajah datarnya yang sudah kembali.

"Kau yakin kalian hanya berteman?"

Changbin hanya mengangguk seadanya dan menyeruput minuman miliknya yang daritadi ia anggurkan.





"Pulang saja, lihat wajahmu itu sudah sangat lelah."

Changbin yang sedari tadi diseret oleh Felix yang berjalan di depannya dengan menggandeng tangannya itu menghentikan langkahnya, membuat si pemuda manis mau tak mau turut serta menghentikan langkah.

"Sebentar lagi... Aku tidak lelah."

Changbin berdecak, tidak lelah apanya, dari wajahnya saja sudah jelas terlihat. Bahkan tas milik Felix juga dibawakan Changbin karna ia tidak tega melihat wajah Felix sepulang sekolah tadi.

Mereka sudah 30 menit berjalan mengelilingi pusat perbelanjaan itu namun barang yang ingin Felix beli belum juga ditemukan. Changbin sendiri heran sebenarnya barang apa yang dicari sahabat manisnya itu, ketika ia tanya selalu saja tidak dijawab.

"Oh disana!"

Felix dengan semangat kembali menarik tangan Changbin untuk masuk ke sebuah toko yang menjual berbagai macam barang dan peralatan olahraga. Changbin menaikkan sebelah alisnya, untuk apa Felix masuk ke toko ini? Padahal Felix bukan seseorang yang suka olahraga.

Changbin hanya mengikuti kemanapun Felix melangkahkan kaki, terkadang Felix akan diam berdiri di depan rak sembari serius membaca keterangan di kemasan produk yang ia lihat.

Setelah mendapatkan yang dicari, Felix segera pergi menuju kasir meninggalkan Changbin di belakangnya, membayar barang tersebut kemudian menarik Changbin untuk pulang. Changbin ingin bertanya namun Felix malah terus berceloteh tentang kegiatannya hari ini, mana tega Changbin memotong ucapan sahabat manisnya.




Di dalam bus Changbin hanya diam memandang ke luar jendela sampai tiba-tiba Felix meletakkan barang yang dibeli tadi ke pangkuan Changbin. Ia menoleh bingung ke arah Felix yang hanya diam memandang ke depan.

"Ini apa?"

"Untukmu."

Felix berucap singkat. Changbin yang penasaran segera membuka kemasan yang diberikan Felix dan meilhat sebuah leg sleeve.* Changbin segera menenolehkan kepalanya ke arah Felix yang sekarang sedang mendengarkan lagu menggunakan airpodsnya. Ia mencabut sebelah airpod Felix membuat sang empunya memusatkan pandangan ke arah Changbin.

"Kenapa?"

Tanya Changbin meminta penjelasan dari Felix.

"Untuk mengurangi resiko kau cedera lagi. Aku tidak suka melihatmu kesakitan karena bermain basket. Kau tidak tau kan bagaimana khawatirnya aku ketika kau cedera saat pertandingan basket bulan lalu."

Ucap Felix menggebu teringat paniknya ia ketika melihat Changbin kesakitan. Felix tidak suka.

"Aku tau, bahkan kau sampai menangis kencang waktu itu. Seperti anak kecil tidak dibelikan permen, padahal kan aku hanya cedera ringan. "

"Tetap saja aku khawatir!"

Felix mencebikkan bibirnya kesal. Membuang muka, malas melihat wajah Changbin yang sedang menatapnya jahil.

"Iya iya maaf ya, terimakasih sudah peduli padaku. Manis sekali sih."

Changbin mencubit kedua pipi Felix dengan gemas, sahabatnya memang sangat manis dengan ekspresi apapun. Terutama ketika ia sedang kesal begini, bertambah menggemaskan berpuluh kali lipat.

"Sakit!"

Felix melepaskan tangan Changbin dengan paksa dan kembali membuang muka. Changbin tersenyum lalu menggenggam erat tangan Felix.

"Felix."

"Hm."

"Aku menyayangimu."








Lee Felix, aku tidak butuh apapun selain dirimu.






*Leg sleeve : benda yang digunakan oleh atlet untuk mempermudah pergerakan, melindungi kaki dari terjadinya luka lecet, menghangatkan otot, melancarkan peredaran darah, dan digunakan untuk mencegah terjadinya cedera maupun dalam proses penyembuhan dari cedera.

Three Words [ChangLix] Where stories live. Discover now