Hoodie

3.4K 389 10
                                    

Senin pagi hari ini nampak mendung dengan awan hitam yang menghalangi matahari untuk memancarkan sinarnya. Seorang laki-laki manis yang sudah rapi mengenakan seragam SMPnya terlihat menyantap sarapannya dengan lahap tanpa merasa terganggu dengan cuaca yang sepertinya akan hujan. Setelah meminum susunya ia bangkit dari meja makan dan menghampiri seorang wanita yang sedang sibuk di dapur.

"Bundaaa Felix berangkat dulu ya."

Si pemuda manis berucap semangat dan setelahnya memberikan kecupan singkat di pipi ibunya. Wanita itupun tersenyum ke arah putranya yang semakin hari terlihat semakin manis meskipun ketampanan juga tak luntur dari wajahnya.

"Hati-hati sayang, jangan bandel di sekolah."

"Siap bun!"

Felix, anak manis itu segera berlari keluar rumah dan mengambil sepedanya yang diparkir di halaman rumahnya. Ia mengayuh sepedanya dengan semangat menyusuri jalanan yang belum terlalu ramai karna saat ini jam masih menunjukkan pukul 06:00.

Tak berapa lama tetesan air mulai turun membasahi bumi. Felix pun menepikan sepedanya, memilih berteduh di halaman sebuah toko yang tutup. Anak itu hanya diam melamun menatap lalu lalang kedaraan di depannya, menanti hujan sedikit reda agar ia bisa bergegas ke sekolah.

"Apa Felix terobos hujan saja ya? Tapi nanti seragam Felix basah. Bagaimana ini?"

Ia bermonolog pelan namun akhirnya ia memutuskan untuk tetap berteduh di tempat itu karena hujan yang turun semakin lebat. Tangannya menengadah merasakan tetesan air hujan yang terus turun seakan sedang bersedih.

"Kalau nanti Felix terlambat pasti dimarahi Bu Jung, ya sudah terobos saja kalau begitu."

Ia kembali bermonolog lalu mulai beranjak dari tempatnya, namun belum sempat ia menerobos hujan tiba-tiba badannya tertarik ke belakang menabrak tembok toko yang ditempatinya sedari tadi. Ketika Felix menolehkan kepalanya ia terkejut melihat seorang pemuda mengenakan seragam SMA sedang memegangi tas Felix. Tapi.. Sejak kapan pemuda itu ada disana? Kenapa Felix tidak menyadari keberadaannya?

"Bodoh."

"Eh?"

Felix menatap kaget, kenapa pemuda itu memanggilnya bodoh padahal Felix tidak melakukan kesalahan apapun pada pemuda itu.

"Kau pikir kalau menerobos hujan kau akan diperbolehkan masuk ke kelas dengan seragam basah?"

"Tapi kalau hanya diam disini Felix bisa terlambat sekolah dan Bu Jung akan memarahi Felix. Tidak mau."

Anak itu meggeleng kencang membuat surai hitamnya bergerak-gerak, terlihat sangat menggemaskan. Kemudian keheningan tercipta dari dua orang berbeda umur di tempat itu.

"Nama kakak siapa? Namaku Lee Felix."

Tanya Felix kembali membuka percakapan, ia kan ingin tau nama kakak itu juga. Namun pemuda itu malah cuek dan tidak mau menatap Felix, membuatnya meggembungkan pipinya yang memerah karena udara dingin dan mengerucutkan bibirnya sebal. Namun ia tidak menyerah sampai disitu, anak manis itu kembali bertanya barangkali mendapat jawaban dari orang di sampingnya.

"Apa kakak tidak membawa payung juga?"

Pemuda itu masih diam tak bergeming. Merasa tidak akan mendapatkan respon, akhirnya Felix memilih diam.

"Sombong sekali."

Gumam anak itu sepelan mungkin agar tidak didengar pemuda yang lebih tua di sampingnya.

"Berisik."

Oh, sepertinya kakak itu dengar. Felix meliriknya sekilas lalu menggeser badannya kesamping menjauhi pemuda itu. Keadaan kembali hening, hanya suara hujan yang mengisi kesunyian di antara dua orang yang tak saling kenal itu.

Felix mengecek jam tangan yang berada di pergelangan tangannya, 15 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup dan hujan tidak terlihat akan segera reda. Anak itu hanya bisa menghembuskan nafasnya berat.

Udara semakin dingin, Felix yakin kalau sekarang pipinya sudah memerah karena tidak kuat dengan udara dingin. Tangannya juga mulai mati rasa membuatnya merutuki diri sendiri karena ia lupa mengenakan jaket. Felix menggosokkan kedua tangannya mencoba mendapatkan kehangatan kemudian berjongkok memeluk lututnya.

Ia terkejut ketika merasakan sebuah tangan hangat menggenggam tangannya dan menariknya untuk kembali berdiri. Felix hanya diam mengamati pemuda tadi melepaskan hoodie yang dikenakannya lalu tanpa bicara segera memakaikan hoodie itu ke tubuh mungil Felix dan juga memasang tudung hoodie itu ke kepalanya. Pemuda itu menepuk kepala Felix pelan. Lucu sekali, tangan Felix tenggelam di dalam hoodie kebesaran milik pemuda yang tak dikenalnya.

"Pakai ini. Setelah hujan reda pulanglah ke rumah dan minum cokelat panas. Membolos sekali tidak akan membuatmu dikeluarkan dari sekolah."

Ucap pemuda itu setelah selesai memakaikan hoodie ke badan Felix. Dapat Felix lihat name tag yang tersemat di seragam pemuda itu. Akhirnya Felix tau namanya.

Felix tersadar dari lamunannya ketika dilihatnya pemuda tadi berlari menerobos hujan.

"Kak Changbin!"

Felix berteriak keras memanggil namanya namun pemuda itu hanya melambaikan tangan dan berlari semakin menjauh dari halaman toko meninggalkan Felix yang sekarang berdiri disana sendirian.

"Terima kasih, semoga kita bisa bertemu lagi kak."

Ucap Felix pelan menatap jalanan kosong yang dilewati Changbin tadi.






Lee Felix namanya.
Manis.
Aku suka.

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Three Words [ChangLix] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora