Boyfriend: Yes, We Are

2.4K 364 23
                                    

Ting tong

"SEBENTAR!"

Terdengar suara gedebuk dari dalam rumah sederhana bercat putih. Beberapa saat kemudian muncul dari balik pintu seorang pemuda manis mengenakan seragam sekolah dengan rambut yang berantakan dan dasi yang belum dipasang. Di mulutnya ada roti tawar yang hanya ia gigit dan juga kedua tangannya membawa roti tawar di tangan kanan dan tas di tangan kirinya. Berantakan.

Changbin, orang yang tadi menekan bel rumah tersebut terkekeh kecil melihat penampilan pemuda di depannya.

"Jelek sekali penampilan Lee Felix hari ini."

Bug

"Aw sakit!"

Felix berjalan begitu saja melewati Changbin setelah sebelumnya memukul lengan Changbin dengan keras dan masuk ke dalam mobil pemuda itu yang kemudian disusul Changbin di belakangnya. Setelah meyelesaikan tugas sebagai kekasih bohongan Changbin akhir pekan kemarin, dalam perjalanan pulang Changbin menanyakan apa yang Felix inginkan. Dan permintaan pertama Felix adalah Changbin harus mengantar jemputnya pergi ke sekolah, lumayan untuk menghemat ongkos bus kata Felix.


"Sudah sarapan?"

Felix bertanya pada Changbin setelah pemuda itu duduk di kursi pengemudi dan dijawab gelengan oleh Changbin.

"Mau memberiku sarapan?"

Changbin menolehkan kepalanya ke arah Felix, tatapannya terlihat jahil membuat Felix memicingkan matanya.

"Aku ingin sarapan dengan memakan bibir Lee Felix."

PLAK

"Nih makan!"

Dengan keras Felix memukul kepala belakang Changbin dan menjejalkan roti yang dibawanya tadi ke mulut Changbin. Sedangkan Changbin malah terkikik dengan bahagia sembari mengunyah roti yang baru saja diberikan Felix.

-

"Sudah sampai tuan putri."

"Berhenti memanggilku tuan putri atau ku potong asetmu."

Changbin hanya tertawa mendengar Felix berujar galak sambil melepas seatbelt. Entah bagaimana mereka menjadi semakin dekat sekarang, dan Changbin jadi semakin sering menggoda Felix karena menurutnya Felix sangat lucu ketika sedang marah-marah.

"Terimakasih atas tumpangannya tuan Seo."

Ucap Felix sedikit membungkukkan badannya pada Changbin sebelum tangannya membuka pintu mobil, namun sebelum ia keluar sebuah tangan menahannya.

"Apa lagi?"

"Berantakan, nanti kekasihku tidak cantik."

"Aku sudah bukan kekasihmu bodoh."

Tanpa bersuara Changbin merapikan rambut Felix yang mencuat kemana-mana dan memasangkan dasi Felix dengan benar. Setelahnya ia menatap Felix dengan senyum bangga.

"Nah begini kan cantik. Ayo turun."

Mereka berdua berjalan berdampingan memasuki halaman sekolah, entah kenapa beberapa siswa menatap mereka sambil berbisik. Felix tidak peduli, dan Changbin pun sama.

-

Mereka masih berjalan beriringan sampai Felix duluan masuk ke kelasnya dan Changbin melanjutkan langkahnya ke kelasnya yang berada tepat di samping kelas Felix.

Ketika Felix duduk di bangkunya hal pertama yang diucapkan teman sebangkunya membuat Felix menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Kalian sungguh berkencan?"

Three Words [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang