Brother 2

2.3K 320 32
                                    


"Fel, lihat hoodie ungu kakak tidak?"

Changbin berdiri di ambang pintu kamar Felix. Disana adiknya sedang telungkup di atas ranjang sambil bermain game di ponselnya. Felix melirik sekilas lalu mengedikkan bahunya tanda tak tau.

"Mana saya tau, saya kan batman."

Changbin mendengus. Adiknya semakin hari semakin menyebalkan saja. Ia segera pergi meninggalkan kamar Felix, bertanya pada anak itu sangat tidak membantu.





"Kakaaakkk."

Bruk

"YA TUHAN."

Rasanya badan Changbin remuk mendadak ketika Felix tiba-tiba masuk ke kamar Changbin dan menjatuhkan badan mungilnya menindih Changbin yang sedang rebahan di ranjangnya. Tadi hampir saja Changbin terlelap jika saja adiknya tidak datang secara ajaib seperti jin botol.

"Kak lapar."

Felix menggesekkan pipinya ke dada Changbin seperti seekor kucing dengan tangannya yang memeluk badan Changbin yang berada di bawahnya. Changbin sendiri meskipun merasa jengkel pada adiknya namun tangannya dengan refleks merengkuh pinggang adik kesayangannya.

"Ya makan."

"Felix kan tidak bisa memasak."

Kini tangan Felix bergerak naik, mencubiti telinga Changbin dengan gemas. Entah kenapa, tapi memang itu sudah menjadi kebiasaan Felix jika sedang tiduran bersama Changbin.

"Kakak belum belanja bahan makanan, makan ramen dulu saja."

"Tidak sehat!"

Changbin tidak menjawab, ia mencoba kembali memejamkan matanya yang terasa berat karena mengantuk. Namun gigitan di dadanya membuatnya kembali membuka mata. Lagi-lagi ia gagal tidur karena gangguan adiknya.

"Kenapa?"

"Jawab dong kalau aku bicara."

"Iya adik kesayangan kakak... Felix mau makan apa?"

"Tidak tau."

Changbin menghembuskan nafasnya pelan. Tahan Changbin tahan, harus sabar menghadapi anak kecil.

"Felix ajak Jisung makan di luar saja ya?"

"Kakak tidak ikut?"

"Tidak, kakak belum lapar. Nanti biar kakak titip dibelikan makan pada teman kakak yang mau kesini saja."

"Teman kakak mau kesini?"

Felix mendongak menatap wajah Changbin. Dan tangannya masih asik berada di telinga kakaknya.

"Iya, mau mengerjakan tugas kelompok."

Anak itu hanya mengangguk tanda mengerti. Lalu kembali meletakkan kepalanya di atas dada Changbin.

"Ya sudah minggir dulu kakak ambilkan uang."

Changbin sedikit mendorong Felix agar turun dari atas badannya namun anak itu justru semakin mengeratkan pelukannya.

"Tidak mau."

"Katanya lapar?"

"Ya gendong."

Changbin mengalah. Bangun dari tidurnya dan berjalan ke arah meja belajarnya untuk mengambil dompet dengan menggendong Felix seperti koala. Ia mengambil beberapa lembar uang lalu menyerahkannya pada adiknya.

"Sana makan yang banyak."

"Terima kasih kakak."

Felix turun dari gendongan Changbin dan segera berlari keluar menuju rumah Jisung. Changbin kembali ke ranjangnya dan mulai memejamkan mata. Akhirnya ia bisa tidur tanpa gangguan tuyul.





Three Words [ChangLix] Where stories live. Discover now