What Is Love?

2.2K 315 23
                                    


Seorang anak laki-laki berseragam SMA berjongkok di depan sekolahnya. Tangannya membawa sebungkus jajanan yang ia beli sepulang sekolah tadi. Beberapa kali ia mengecek jam tangannya, sudah 45 menit dan kakaknya belum juga muncul untuk menjemputnya.

"Kakak mana sih?"

Felix, nama anak SMA itu, ia menggerutu sembari mengunyah makanannya. Felix ingin pulang sendiri tapi ia lupa tidak membawa kunci rumah. Sudah mencoba menelpon kakaknya pun tak juga diangkat.

"Hei bocah."

Felix menoleh. Melihat seorang lelaki dewasa yang berbalut setelan jas mahal berdiri beberapa meter dari tempatnya berjongkok.

"Paman memanggilku?" Tanya Felix sembari menunjuk dirinya. Sedangkan lelaki itu mendelik kesal mendengar ucapan Felix.

"Siapa yang kau panggil paman?"

Si lelaki dewasa mendekat. Felix agak mundur, ia takut melihat ekspresi datar dari orang itu. Memang terlihat kaya, tapi bisa saja ia mau menculik Felix dan menjual organ dalamnya kan.

"Kenapa takut begitu? Kau benar Lee Felix kan?"

"Bukan! Aku Han Jisung!" Jawab Felix cepat sembari menggeleng heboh. Ia asal menyebut nama sahabatnya karena ia takut lelaki itu akan benar-benar menculiknya. Dalam hati ia berdoa agar kakaknya cepat datang.

"Aku tidak akan menculikmu bocah. Kakakmu itu sibuk pacaran dan tidak bisa menjemputmu makanya dia meminta tolong padaku untuk menjemput adik kesayangannya."

"Jangan bohong! Pergi saja aku bukan Lee Felix!"

Lelaki itu memijat pangkal hidungnya. Kenapa adik temannya sangat menyebalkan begini. Chan bilang adiknya memang kadang bodoh dan suka mendramatisir, tapi ia tidak mengira jika separah ini.

"Aku Seo Changbin, teman Chan dari kecil. Mungkin kau lupa tapi kau pernah bertemu denganku saat kau masih kecil."

Felix memicingkan matanya, bagaimana bisa lelaki di depannya itu tau nama kakaknya. Apa sekarang penculik sudah melakukan riset terlebih dulu sebelum menculik seseorang?

Lihatlah betapa bodohnya pikiran bocah SMA itu.

"Astaga aku tidak bohong, tidak perlu menatapku begitu."

Changbin mendekat, lalu ikut berjongkok di depan Felix. Matanya menatap lekat anak SMA di hadapannya lalu tangannya bergerak menyentil pelan kening Felix.

"Ayo cepat berdiri anak nakal."

"Kenapa paman mau menculikku?"

Felix bertanya pelan dan Changbin rasanya mau menangis saja. Sudah dipanggil paman, masih dikira penculik pula. Apa tampilannya kurang mencerminkan orang kaya baik-baik sampai dikira begitu.

"Ayolah Felix, aku harus segera kembali ke kantor. Menurutlah, aku tidak akan menculikmu."

"Paman kenal Kak Chan darimana?"

"Kami berteman sejak SD namun setelah lulus SMA aku harus pindah ke Jepang. Sudah? Apa aku masih kurang meyakinkan?"

"Kita sungguh pernah bertemu?"

Anak itu bertanya lagi dan Changbin dengan sabar kembali menjawabnya.

"Kau anak cengeng yang setiap kali aku main ke rumah akan menempeliku terus dan menangis ketika aku mau pulang. Saat aku pindah ke Jepang pun kau yang paling keras menangis."

Felix diam, ia seperti tidak asing dengan kejadian itu tapi kenapa ia bisa lupa. Changbin yang melihat Felix hanya diam dan berkedip polos pun semakin menahan diri untuk tidak kesal.

Three Words [ChangLix] Where stories live. Discover now