Destiny

2.6K 354 14
                                    


"Tidakkah kau berpikir hubungan ini semakin terasa hambar?"

"Kau ingin mengakhirinya?"







"Sejak kapan?"

"Sudah satu bulan."

"Lee Felix kau gila?"

"Aku tidak tau Jisung, aku.. Aku rasa itu adalah keputusan terbaik untuk saat ini."

Jisung menatap tidak percaya ke arah sahabatnya yang kini sedang menatap keluar jendela cafe yang mereka tempati. Jisung dapat menangkap tatapan sedih dan kosong di mata pemuda manis itu.

"Bukankah itu akan lebih menyakitkan untuk kalian berdua?"

Felix hanya diam mendengar perkataan sahabatnya. Memikirkan segala hal yang sudah berlalu.



Tepat satu bulan yang lalu. Terakhir kali ia bertemu dan berkomunikasi dengan lelakinya yang sudah menemani kesehariannya selama 4 tahun.

"Changbin."

Merasa terpanggil, pemuda tampan dengan tatapan tajam di samping Felix menolehkan kepalanya ke samping, menatap kekasih yang sangat ia cintai.

"Aku rasa kita harus membicarakan ini."

"Tentang?"

"Hubungan kita."

Changbin yang sedari tadi sibuk dengan laptopnya yang ia letakkan di meja cafe segera mengalihkan seluruh atensinya kepada kekasih manisnya.

"Bicaralah."

"Aku tidak tau apakah kau merasakan hal yang sama, namun beberapa waktu ini aku memikirkan hal ini. Tentang hubungan kita, tentang perasaanku yang terasa semakin tidak jelas."

"Apa maksudmu?"

"Tidakkah kau berpikir hubungan ini semakin terasa hambar?"

Changbin terdiam, menatap kedua mata Felix yang sedang menatapnya serius. Sakit, ia merasakan itu. Ingin menangis namun untuk apa, ia masih bisa memperbaikinya kan.

"Ini membingungkan. Kita sudah jarang melakukan sesuatu yang menyenangkan karena sama-sama sibuk dengan pekerjaan. Kita masih sering berkencan, menghabiskan waktu bersama, namun rasanya berbeda. Kau paham maksudku?"

Changbin tercekat, tenggorokkannya terasa kering membuatnya tak bisa berkata-kata. Ingin menjelaskan, ia sangat ingin meluruskan segalanya, namun justru kalimat gila yang terucap dari mulutnya.

"Kau ingin mengakhirinya? Hubungan ini."



Stop this day that is now meaningless.


Katakan Changbin gila, dia memang gila. Dan Felix, pemuda manis itu terkejut, bukan ini yang ia mau. Tapi....

"Baiklah, kita akhiri saja. Terima kasih untuk segala hal yang sudah kita lalui bersama."

Dan segalanya berakhir ketika pemuda manis itu melangkahkan kakinya meninggalkan orang yang sangat ia cintai terduduk diam di sudut cafe yang cukup ramai, hanya ada buliran kristal yang membasahi wajah sepasang mantan kekasih itu. Sejak saat itu, kedua insan yang pernah dimabuk cinta itu tak pernah lagi berbagi kabar atau bertatap muka satu sama lain.



"Pikirkan dengan baik, aku tidak ingin kalian saling membohongi perasaan. Aku pergi dulu."

Jisung menepuk pundak sahabatnya sebelum ia pergi meninggalkan cafe tempat mereka mengobrol. Meninggalkan Felix yang masih terduduk diam di sudut cafe tempatnya memutuskan hubungan dengan lelaki yang paling ia cintai, bahkan hingga saat ini.

Three Words [ChangLix] Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu