Rain

2.1K 310 5
                                    


"Kalau kau bisa menjadikan Lee Felix sebagai kekasihmu aku akan memberikan seluruh uang sakuku selama dua bulan penuh untukmu."

"Jangan gila."

"Aku serius Seo."

"Aku tidak butuh itu."







"Lee Felix maukah kau menjadi kekasihku?"

Felix yang sedang menikmati makan siang di kantin mendongak. Menatap bingung ke arah pemuda yang berdiri di depannya.

"Maksudmu?"

"Aku menyukaimu, maukah kau jadi kekasihku?"

Felix hanya diam, menatap lurus tepat ke arah mata pemuda di depannya. Sesaat mereka hanya diam saling beradu tatap tanpa mempedulikan bisikan-bisikan di sekitar.

"Tidak mau."

Felix berdiri lalu segera pergi meninggalkan kantin yang semakin ramai bisikan karena tontonan penolakan secara live. Sedangkan Changbin hanya diam menatap kepergian Felix.






Felix terbangun dari tidur lelapnya dan mendapati kelasnya sudah kosong. Ia membuka mata sepenuhnya lalu menatap keluar yang terlihat cukup gelap karena mendung. Setelah kesadarannya terkumpul matanya bergulir ke arah jam dinding yang ada di kelasnya. Ternyata sudah satu jam sejak bel pulang berbunyi. Felix mengumpat pelan ketika menyadari tidak ada satu orangpun yang membangunkannya, mereka pasti sengaja megerjainya.

"Sudah bangun?"

Felix menolehkan kepalanya dengan cepat dan mendapati seorang pemuda tengah berdiri di ambang pintu kelas. Alih-alih menjawab, Felix justru pura-pura tidak dengar dan segera membereskan bukunya. Ia ingin segera pulang karena tidak mau kehujanan.

"Ayo pulang bersama."

Felix cuek. Berjalan melewati pemuda itu begitu saja seakan menganggapnya tak ada. Namun sepertinya pemuda itu bukanlah tipe orang yang mudah menyerah.

"Felix, ayo pulang bersama."

"Felix."

Felix jengah, ia sudah merasa cukup kesal karena tidak ada yang membangunkannya dan sekarang pemuda itu terus saja mengganggunya. Ia pusing. Akhirya pemuda manis itu menghentikan langkahnya dan berucap dengan tajam.

"Diam dan pulanglah sendiri Seo Changbin."

"Tapi-"

"Berhenti mengikutiku. Aku muak."

Changbin berhenti berjalan, lalu hanya berdiri menatap Felix yang berjalan semakin cepat menyusuri koridor sekolah.






"Ah sial."

Felix mengangkat tasnya menutupi kepala dan segera berlari ke arah toko dvd yang tutup untuk berteduh. Ia sedang berjalan pulang dengan santai ketika tiba-tiba hujan deras mengguyur. Felix selalu saja lupa membawa payung dan berakhir begini. Atau mungkin memang dirinya saja yang tidak memiliki keberuntungan dengan hujan.

Pemuda manis itu berdiri di halaman toko, memandangi rintik hujan yang turun membasahi bumi menyebabkan bau khas tanah saat hujan. Felix benci bau itu. Ia tidak suka hujan dan segala pengikutnya. Felix masih berdiri diam disana menatap hujan sampai seorang pemuda berseragam SMA yang sama dengannya berlari ke arah toko dvd tempatnya berteduh dan berdiri di sampingnya. Felix melihatnya tapi ia acuh dan bertindak seakan pemuda itu tak ada disana. Suasana menjadi semakin hening, tidak ada satupun dari mereka yang membuka suara.

"Sudah lama disini?"

"Jangan bicara padaku."

Changbin menoleh menatap Felix yang memandang lurus ke depan. Cantik.

Three Words [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang