Sunflower III

2.1K 306 16
                                    


Changbin dan Felix duduk berdampingan di sebuah kursi di tempat street food yang mereka datangi. Di tangan mereka terdapat kaleng minuman soda. Beberapa saat mereka hanya duduk diam di sana memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang sampai Felix terlebih dulu membuka suara.

"Aku tidak menyangka kalau kakak ternyata penulis lagu terkenal."

"Apa aku terlihat seperti pemula?"

"Bukan begitu!"

Felix menggeleng kencang sembari mengibaskan tangannya dengan panik. Sedangkan Changbin justru terkekeh melihatnya.

"Maksudku lagu-lagu buatan kakak memang sangat bagus, aku sering berfikir bagaimana bisa orang seberbakat kakak tidak dilirik oleh agensi terkenal. Ternyata memang sudah."

"Kau terlalu memujiku."

"Aku bicara fakta."

"Iya iya."

Keduanya kembali hening dan menikmati suasana yang tercipta disana. Suara musik dari orang yang sedang melakukan busking di jalan semakin memeriahkan malam itu.

"Felix."

Felix menoleh, menatap Changbin yang sedang memandang lurus ke depan.

"Apa?"

"Kau tau bunga matahari kan?"

"Kakak mau gombal lagi?"

Changbin tersenyum tipis lalu mengalihkan pandangannya pada Felix. Keduanya bertatapan cukup lama sampai Felix mengaduh pelan ketika keningnya disentil oleh Changbin.

"Aduh sakit kak."

"Makanya jangan sok tau."

Felix cemberut sembari mengusap keningnya yang terasa lumayan sakit. Sentilan Changbin tidak main-main.

"Kan aku bertanya."

"Aku juga bertanya, tau bunga matahari tidak?"

"Tentu saja tau."

"Tapi kini bunganya sendirian tanpa matahari."

Alis Felix bertaut bingung. Apa lagi yang mau diucapkan pemuda di sampingnya itu.

"Kenapa begitu?"

"Kan sudah malam, mataharinya istirahat."

Felix melongo. Tidak menyangka akan mendengar hal yang sangat garing begitu. Ia ingin protes tetapi ucapan Changbin menahannya.

"Bercanda, Fel."

Changbin tersenyum dan mengusak rambut Felix pelan.

"Sekarang bunganya sendirian karena mataharinya ada di sampingku."

Felix terdiam. Lagi-lagi Changbin melontarkan kalimat gombal tapi rasanya ada kupu-kupu yang berterbangan di perut Felix ketika mendengarnya.

Changbin tiba-tiba mendekatkan kepalanya sampai jarak wajah mereka begitu dekat. Felix menahan nafas karena kaget dan jantungnya berpacu dengan cepat.

"Mataharinya membuatku sangat silau, cantik."

"Kak."

"Pertanyaanku tadi belum dijawab."

Felix memiringkan kepalanya bingung. Memangnya kapan Changbin bertanya dan tidak ia jawab.

"Pertanyaan yang mana?"

"Soal sepatu."

Felix seketika diam. Pasangan sepatu. Tadi mereka membahas ini sebelum tiba-tiba lagu buatan Changbin terputar.

Three Words [ChangLix] Where stories live. Discover now