Affair

3.9K 316 21
                                    

Warn!Sex scene. Not that "hard" so I'm not gonna put a 🔞 sign on the title. Special weekend jadi aku upload rated dua hari berturut-turut, kebetulan ada inspirasi so.. Happy reading~








"Mmhh.."

"Sstt tahan sayang."

Pemuda dengan tubuh yang lebih besar berbisik pelan di telinga seseorang di bawahnya. Memberi perintah untuk menahan suara desahannya agar tak terdengar sampai luar. Yang lebih kecil menurut, membekap mulutnya sendiri dengan sebelah tangannya, sebisa mungkin menahan diri agar tidak mendesah meskipun ia sangat ingin berteriak menggaumkan kenikmatan dari penyatuan mereka.

Badan mungilnya terus tersentak di atas sofa, mengikuti pergerakan pemuda di atasnya yang terus bergerak dengan ritme cepat. Peluh membasahi keduanya meskipun ac di ruangan itu menyala.

Tok tok

"Changbin?"

Keduanya tak menggubris, masih sibuk dengan kegiatan panas mereka dengan yang lebih kecil semakin membekap mulutnya karena pergerak pemuda di atasnya yang semakin cepat dan kasar.

"Sayang? Apa Felix ada di dalam?"

Akhirnya Changbin memperlambat gerakannya, lalu melepas bekapan tangan Felix yang sedang terpejam karena dengan sekuat tenaganya ia menahan diri agar tidak mendesah meski ia sangat ingin. Bibirnya mengecup pelan bibir Felix yang terbuka lalu menyahuti teriakan wanita di luar.

"Iya Felix ada disini."

"Apa pekerjaan kalian masih banyak? Jangan lupa makan malam, aku sudah menyiapkan makanan kesukaan kalian."

Changbin masih terus menggerakkan pinggulnya pelan, berusaha tidak menimbulkan suara pertemuan kulit yang kentara. Sedangkan Felix menggigit bibirnya untuk menyalurkan rasa nikmat yang ia rasakan. Changbin yang melihatnya merendahkan tubuhnya ke arah Felix lalu menyentuh bibir ranum kesukaannya.

"Jangan digigit nanti sakit, gigit bahuku saja."

Changbin berbisik dan Felix menurut, berganti menggigit bahu Changbin dan sesekali akan menjilati bahu itu menimbulkan bekas ruam kemerahan disana.

"Sayang?"

"Ah iya, kami akan makan malam agak terlambat. Kau makanlah terlebih dahulu."

"Jangan biarkan Felix bekerja terlalu lelah dan biarkan dia makan malam lebih dulu, aku tidak mau dia sakit lagi."

"Aku tau."

"Ya sudah, semangat sayang."

Setelah suara langkah kaki terdengar menjauh Changbin kembali mempercepat gerakannya. Semakin kasar membuat Felix dibawahnya tersentak tak beraturan.

"Ahh.."

Sebuah desahan lolos dan pemuda manis itu segera membekap mulutnya lagi. Changbin terus memperhatikannya namun ia justru semakin bergerak acak dengan tempo tak teratur sampai akhirnya mereka mencapai puncaknya bersama.

Badan Changbin ambruk menindih Felix dan deruan nafas keduanya terdengar disana. Changbin bangun lalu mengecup sayang bibir Felix yang bengkak.

"Terima kasih sayang. Lain kali kita lakukan di hotel saja, aku tidak tega melihatmu tersiksa menahan diri begitu."

Felix melirik Changbin sekilas lalu memejamkan matanya.

"Bilang saja kakak yang mau mendengar desahanku."

Changbin meringis tanpa dosa lalu mengecupi seluruh wajah Felix dengan gemas.

"Kau yang paling mengerti aku. Aku sangat sangat mencintaimu."

Three Words [ChangLix] Where stories live. Discover now