Home🔞

7.4K 404 6
                                    


Sudah 5 tahun Changbin meninggalkan tempat ini. Meninggalkan kenangannya. Dan juga meninggalkan hatinya.



"Satu latte."

Seorang pemuda mendudukkan dirinya di samping jendela sebuah cafe bernuansa klasik. Menatap salju yang sedang turun di luar sana, orang-orang mengenakan mantel tebal untuk sedikit menghangatkan tubuh mereka dari cuaca bulan Desember yang sangat dingin.

Pemuda itu hanya diam menatap keluar sampai pesanannya datang. Sebuah cangkir dengan isinya yang terlihat mengepulkan asap tiba di meja pemuda itu, ia hanya menatap diam cangkir itu.

"Aku kembali lagi."

Ucapnya sebelum lidahnya menyecap rasa yang sudah lama tak ia rasakan. Memberikan rasa hangat pada tubuhnya. Ketika ia sedang menikmati secangkir latte dan pemandangan di luar, dilihatnya ponsel yang ia letakkan di meja menampilkan sebuah pesan masuk.


From: My Love

Aku tunggu di tempat biasa.
Aku merindukanmu.


Changbin berdiri ragu di depan sebuah pintu apartment yang sudah 5 tahun ini tak ia kunjungi. Tangannya terangkat, ingin memencet bel apartment tersebut. Namun rasanya ia belum siap bertemu dengan orang itu lagi. Changbin menggigit bibir bawahnya bimbang apakah yang ia lakukan ini benar atau tidak.

Hampir 30 menit Changbin berdiri di sana sampai pintu di depannya terbuka menampilkan sesosok pemuda manis yang benar-benar ia rindukan. Mata bulatnya, hidung mungilnya, pipi tembamnya, segala hal tentang pemuda itu masih membekas di ingatan Changbin. Yang ia tau pasti, saat ini ia sangat merindukan pemuda manis di depannya sampai rasanya ingin menangis.

"Kenapa hanya diam disini? Ayo masuk."

Changbin tersadar dari lamunannya ketika si pemuda manis menarik tangannya masuk. Ketika sampai di ruang tamu, tanpa berkata apapun si pemuda manis segera mencium bibir Changbin yang hanya bisa diam. Menyalurkan perasaan sakit dan rindu yang membuncah. Changbin dapat merasakannya, lumatan frustasi yang membuatnya merasakan sakit yang sama. Dengan pelan ia mencoba membalas lumatan itu, membalasnya dengan penuh cinta. Mereka berdua berciuman cukup lama sampai dapat Changbin rasakan rasa asin di lidahnya. Ia membuka mata dan tiba-tiba hatinya terasa nyeri ketika dilihatnya orang yang sedang menciumnya meneteskan air mata.

"Felix..."

Changbin melepas pagutan mereka. Menyentuh pipi pemuda manis yang kini terasa lebih tirus dari sebelumnya, mengusap air mata yang masih mengalir. Pemuda manis itu menggeleng, mengusap matanya sendiri dengan tangannya lalu kembali meraup bibir Changbin di depannya.

Mereka melepaskan ciuman rindu mereka untuk meraup oksigen. Saling bertatapan seakan tidak mau kehilangan lagi untuk kedua kalinya. Sampai ucapan si pemuda manis membuat Changbin terkejut dan merasakan sakit yang amat sangat.

"Fuck me as you want. Fuck me until I die. Tubuhku seutuhnya milikmu, dan juga hatiku."

Bisik pemuda manis di depannya, terdengar pelan namun terselip rasa sakit di dalam ucapannya. Tidak, bukan ini yang Changbin mau. Ia menggeleng, namun pemuda manis itu tak menghiraukannya, segera menarik tangan Changbin masuk ke dalam kamar apartment. Dapat Changbin lihat sebuah foto yang tak pernah berpindah dari posisinya. Disana, ada dirinya dan pemuda manis itu yang sedang tertawa bahagia sembari bergandengan tangan di sebuah taman bermain. Changbin masih mengingatnya, sangat.

Three Words [ChangLix] Where stories live. Discover now