Sunflower II

1.9K 314 22
                                    



"Ke arah mana?"

"Lurus saja terus, jika sudah sampai perempatan belok kiri dan jalan sampai menemukan minimarket."

"Sebentar."

Felix berjalan mengikuti arahan dari Changbin dan setelah beberapa saat ia berhenti berjalan dan celingukan.

"Minimarketnya di sebelah mana sih?"

"Kiri jalan, lurus saja terus sampai ketemu."

Felix menurut dan kembali berjalan lurus, sesekali ia akan menyeka keningnya yang berkeringat karena matahari bersinar cukup terik siang itu.

"Loh kok kembali ke jalan yang tadi?"

"Hah? Kau dimana?"









"Bisa-bisanya tersesat."

"Kakak saja yang tidak benar memberi instruksi."

Felix cemberut kemudian kembali meneguk air mineral di tangannya. Saat ini Changbin dan Felix sedang duduk di kursi depan minimarket. Tadi ketika Felix tersesat Changbin segera menyusulnya karena merasa kasihan.

Sedikit cerita, saat di cafe sebulan lalu mereka sempat bertukar nomor agar lebih mudah untuk saling menghubungi. Dan setelahnya mereka jadi sering berkirim pesan, sekedar membahas tentang hal-hal kecil yang mereka lakukan hari itu maupun membahas tentang sesuatu yang serius. Sesekali mereka juga
akan mengobrol lewat sambungan telepon dan saling berbagi candaan untuk menutup hari yang melelahkan.

Dari situ juga Felix baru mengetahui jika Changbin lebih tua setahun darinya sehingga mulai saat itu ia memanggil Changbin dengan embel-embel kakak. Changbin sih mengiyakan saja karena entah kenapa ia merasa gemas setiap kali Felix memanggilnya kakak.

"Ayo segera ke studio, disini panas."

Changbin bangun dari duduknya dan diikuti Felix, kemudian mereka berjalan berdampingan menuju studio yang tidak jauh dari sana.










"Wow keren."

Felix tak bisa menyembunyikan kekagumannya ketika ia masuk ke studio. Disana ada beberapa alat musik dan juga ada komputer. Tipikal ruang studio pada umumnya, tapi karena ini pertama kalinya untuk Felix menginjakkan kaki di studio, ia jadi merasa kagum.

"Duduk sini."

Felix menghampiri Changbin yang sudah duduk di depan komputer dan ia segera mendudukkan dirinya di samping pemuda itu.

"Jadi ini studio kesayangan kakak itu?"

Felix bertanya pada Changbin yang sedang menghidupkan komputernya. Pemuda tampan itu menoleh sekilas dan mengangguk menjawab pertanyaan Felix.

"Iya."

"Apa tidak bosan berlama-lama disini?"

Changbin mengalihkan perhatiannya pada Felix lalu tersenyum.

"Tentu saja tidak. Aku bahkan sampai lupa waktu jika sudah disini."

"Sampai lupa pulang juga."

Felix menyahuti dengan cepat dan Changbin terkekeh. Beberapa kali Changbin meneleponnya tengah malam dan ketika Felix bertanya sedang dimana, pemuda itu pasti menjawab sedang berada di studio. Felix seringkali memberi nasihat agar Changbin tidak pulang larut malam namun pemuda itu masih saja melakukannya dengan alasan terlalu asik sampai lupa waktu.

Three Words [ChangLix] Where stories live. Discover now