Stressful V

2.9K 353 89
                                    

Namanya takdir, mau dihindari bagaimanapun juga akan tetap terjadi. Begitu pula dengan cinta, ketika dua hati sudah ditakdirkan untuk bersama, maka tidak ada satupun rintangan yang bisa menghalanginya.

"Changbin!"

Changbin yang sedang mengobrol dengan papanya menoleh dan terkejut ketika mamanya memanggil. Ah tidak, ia bukan terkejut karena panggilan mamanya, melainkan siapa yang bersamanya. Changbin segera berjalan menghampiri mamanya dan menatap Felix dengan canggung.

"Tadi katanya Felix ada acara? Kok dia malah datang dengan bundanya? Kau bohong pada mama, ya?"

Changbin menatap Felix meminta bantuan, namun mahasiswanya itu justru melengos tidak mau membantunya. Kalau begini mau tidak mau Changbin harus mencari alasan yang logis seorang diri.

"Bin!"

Changbin tersadar dari lamunannya ketika mamanya memanggilnya.

"Eh iya ma, itu... Felix bilang memang ada acara dengan bundanya, tapi aku tidak tau jika acara yang dia maksud adalah pesta mama."

Felix mencibir dalam hati, jago sekali dosennya itu berbohong.

"Felix kenapa tidak pernah bilang pada bunda jika sudah punya kekasih?"

Felix panik. Ia tidak pandai berbohong pada bundanya, tapi melihat tatapan galak Changbin membuatnya bingung juga. Kalau ia jujur nanti nasib skripsinya bagaimana?

"Um.. Itu.."

"Katanya malu tante," ucap Changbin dengan cepat. Ia cukup peka jika mahasiswanya itu sedang kebingungan, jadi ia bantu saja. Lagipula itu menyangkut nasibnya juga.

"Malu kenapa?"

"Ya... Malu saja," jawab Felix sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dalam hati ia sangat menyesal kenapa mau ikut dengan bundanya dan harus bertemu dengan orang yang sangat tidak ia harapkan untuk mengganggu akhir pekannya.

"Anakmu tampan ya," ucap bunda Felix pada mama Changbin membuat wanita itu tertawa pelan.

"Memang tampan, tapi cukup menyebalkan."

Changbin hanya diam. Mamanya mulai lagi. Lalu matanya menatap Felix yang terlihat menahan tawa. Rasanya ingin ia usir saja.

"Masa sih? Namanya siapa?"

Changbin kembali menatap bunda Felix kemudian mengangguk sopan untuk memperkenalkan diri.

"Saya Seo Changbin, tante."

"Kok seperti tidak asing dengan namanya, ya."

Bunda Felix bergumam pelan. Changbin dan mamanya menatap bingung, namun berbeda dengan Felix. Pemuda manis itu gelagapan. Jangan sampai bundanya ember. Felix ingin menahan bundanya namun terlambat.

"Mirip dengan nama dosen pembimbing Felix, ya? Yang sering membuat Felix marah-marah sampai bicara kasar jika pulang dari bimbingan."

Changbin menatap datar ke arah Felix. Sedangkan pemuda manis itu menepuk jidatnya pelan. Bundanya tidak asik.

"Lucunya lagi Felix sampai pernah hampir nekat mendatangi dukun untuk menyantet dosennya, tidak masuk akal sekali," ucap bunda Felix sambil terkekeh pelan di akhirnya. Felix ingin menyeret bundanya pulang saja kalau begini.

"Loh? Kebetulan Changbin memang seorang dosen," jawab mama Changbin.

Changbin menghela nafasnya pelan. Lebih baik ia jujur saja daripada semakin membingungkan.

"Saya orangnya tante, dosen pembimbing Felix."

Dua wanita disana tentu terkejut. Bunda Felix jadi merasa tidak enak karena baru saja membeberkan kejelekan kekasih anaknya.

Three Words [ChangLix] Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu