Sunshine

2.4K 318 33
                                    



"Hiks.. Hiks.."

Seorang bocah laki-laki berumur 10 tahun menghentikan langkahnya. Mengedarkan pandangannya untuk mencari orang di sekitar sana.

"Tidak ada orang, apa aku salah dengar ya?"

Ia menggelengkan kepalanya dan kembali berjalan di jalanan kompleks yang cukup sepi sore itu.

"Hiks.."

Kaki anak itu kembali terhenti, disertai bulu halusnya yang meremang. Tiba-tiba ia mengingat adegan dalam sebuah film horor yang pernah ia tonton. Namun anak itu segera menggeleng untuk menghilangkan pikiran itu dan mencoba menajamkan pendengarannya untuk mencari sumber suara menangis. Ia berjalan, semakin dekat semakin jelas suara tangisan dan kakinya berhenti di dekat bak sampah besar yang ada di sana.

"Eh? Ada orang."

Ia melihat seorang anak yang lebih kecil darinya sedang berjongkok menyembunyikan wajahnya. Dengan memberanikan diri ia mendekati anak kecil itu.

"Hei.. Kau tidak apa-apa?"

Anak itu mendongak, memperlihatkan pipi tembamnya yang basah karena air mata dan mata bulatnya yang memerah, sepertinya anak itu sudah menangis cukup lama disitu. Tapi kenapa?

"Kenapa menangis?"

Anak yang lebih besar mendekat, berjongkok di depan yang lebih kecil dan bertanya pelan agar anak itu tidak ketakutan.

"Felix hiks ditinggalkan mama disini."

Anak itu berbicara dengan sesenggukan dan tangan mungilnya bergerak menghapus ingus yang keluar dari hidung kecilnya.

"Ibumu kemana?"

Anak kecil itu hanya menggeleng, lalu menyerahkan secarik kertas berisi tulisan tangan seseorang.

Tolong jaga anak ini. Aku tidak bisa lagi merawatnya.
Namanya Lee Felix, umurnya 5 tahun.

Alis Changbin bertaut membacanya, anak semanis ini dibuang? Ia alihkan pandangannya pada anak kecil bernama Lee Felix di hadapannya. Anak itu masih menangis sesenggukan dan sesekali memanggil ibunya.

"Kau sudah bisa membaca?"

Felix menggelengkan kepalanya pelan. Anak yang lebih tua menghembuskan nafasnya dan memandang iba anak manis di hadapannya.

"Namaku Changbin, Seo Changbin."

Tangan Changbin terulur, mengelus pelan kepala Felix untuk menenangkannya.

"Ikut ke rumahku saja ya?"

"Tidak mau, kalau mama mencari Felix bagaimana?"

Changbin diam, anak itu masih belum paham. Kemudian ia memutar otak mencari alasan lain agar Felix mau ikut dengannya dan tidak sendirian di jalan sepi begini.

"Nanti biar bundaku menghubungi mama mu kalau kau berada di rumahku. Ayo ikut."

Changbin menggenggam tangan kecil Felix. Sedikit menariknya agar anak itu bangkit berdiri.

"Sudah jangan menangis lagi."

Felix mengangguk, mengelap wajahnya dengan sebelah tangannya menghilangkan air mata yang membasahi wajah itu. Ia sudah tidak menangis namun sesekali masih sesenggukan.

"Ayo."





"Sudah makan?"

Felix menggeleng, saat ini ia sudah duduk di dalam ruang tamu rumah Changbin. Disana sangat sepi karena bunda Changbin belum pulang kerja.

Three Words [ChangLix] Where stories live. Discover now