Roomate

2.8K 327 13
                                    

"Ah gila lelah sekali."

Felix melangkah masuk ke dalam kamar asramanya. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kamar, sepi. Mungkin teman sekamarnya sedang pergi keluar. Ia segera melangkah masuk dan menghempaskan badan kecilnya ke ranjang yang terasa sangat nyaman. Badannya serasa hampir remuk karena di hari Sabtu yang seharusnya menjadi hari libur itu harus ia habiskan dengan melakukan acara organisasi sekolah.

Felix menolehkan kepalanya ke arah meja belajar milik teman sekamarnya. Rapi dan minim barang. Hanya ada beberapa buku sekolah yang ditata rapi, laptop, dan satu figura foto yang membuat Felix penasaran sejak ia pertama kali melihatnya. Figura itu hanya berisi kertas foto putih dan ada tulisan ange di tengahnya. Felix pernah mencoba menerjemahkan arti dari tulisan disana, artinya malaikat dalam bahasa Perancis. Namun ia masih tak mengerti untuk apa teman sekamarnya itu memajangnya disana.

Ini sudah seminggu sejak ia memutuskan untuk pindah ke asrama sekolah karena jarak rumahnya yang cukup jauh dan membuatnya lelah jika harus melakukan perjalan dengan bus karena kegiatan organisasinya yang semakin sibuk dan membuatnya sering pulang larut.

Saat ia pindah ke kamar itu, teman sekamarnya sudah lebih dulu ada disana. Anaknya sangat pendiam dan minim ekspresi. Felix seringkali mengajaknya mengobrol terlebih dulu untuk mengakrabkan diri, tapi pemuda itu hanya menjawab singkat dan seperti tidak tertarik bicara pada Felix.

"Rumit," gumamnya pelan sembari menutup matanya.

Felix hampir terlelap ketika suara pintu dibuka mengganggunya. Dari sana muncul teman sekamarnya mengenakan baju futsal dan rambut yang terlihat basah karena keringat. Satu fakta yang Felix ketahui, temannya sangat suka futsal.

"Baru pulang?" Tanya pemuda itu membuat Felix heran, tumben bertanya lebih dulu.

"Iya, kau pergi seharian?"

"Tidak, baru pergi sore tadi."

Felix mengangguk, ia tidak punya tenaga untuk sekedar bicara banyak seperti biasa. Sebenarnya ia lapar tapi rasa lelah lebih menguasai dirinya. Namun perutnya terlihat tidak bisa diajak kompromi ketika tiba-tiba keroncongan dengan keras membuat teman sekamarnya menoleh. Felix agak malu jadi dia pura-pura tidur saja.

Tok tok

"Changbin!"

"Sebentar."

Pemuda teman sekamar Felix segera beranjak untuk membukakan pintu asrama. Disana ada pemuda lain yang juga mengenakan baju futsal seperti dirinya dengan tangannya yang terlihat membawa paperbag berwarna cokelat.

"Apa?"

"Tadi pelatih membelikan makanan tapi kau sudah pulang lebih dulu jadi aku bawakan saja. Ini untukmu."

Changbin menerima paperbag dari temannya namun kemudian ia merasa bingung karena temannya memberikan dua paperbag padanya.

"Kelebihan," ucapnya sembari menyodorkan satu paperbag.

"Aku sudah kenyang, untukmu saja."

Changbin ingin menolak tapi karena ia malas bicara jadi ia mengiyakan saja dan menerima semua makanannya.

"Terima kasih."

"Ya sudah aku kembali ke kamarku dulu."

Changbin kembali menutup pintu kamarnya ketika temannya sudah pergi. Ia masuk dan melihat Felix yang masih terpejam. Changbin mendekat lalu meletakkan satu paperbag yang diberikan temannya tadi di atas perut Felix.

"Makanlah."

Setelahnya Changbin segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri meninggalkan Felix yang perlahan membuka matanya. Pemuda kecil itu segera duduk dan membuka isi paperbag, ada burger dan kentang goreng, lumayan untuk mengisi perut.  Ia melongokkan kepala memastikan Changbin sedang mandi dan segera memakan burgernya.

Three Words [ChangLix] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora