Quarantine

2.8K 344 33
                                    

Requested by yuraa_99





"Heh Seo!"

Pemuda manis dengan rambut pinknya menendang kecil kaki pemuda lain yang sedang tengkurap di lantai sambil menonton drama dari laptopnya, namun pemuda itu justru acuh dan berpura-pura tidak mendengarnya.

"Kau lupa namamu Seo? Jawab aku."

Dengan sedikit kesal pemuda manis itu semakin sering menendang kecil kaki yang lebih besar darinya. Merasa terganggu pemuda itu menolehkan kepalanya dengan malas dan berujar pelan.

"Sekarang namamu juga Seo sayangku."

Setelah menjawabnya ia kembali memusatkan perhatiannya pada drama yang sedang ia tonton membuat si manis mengerucutkan bibirnya kesal karena ia kembali diacuhkan.

"Changbin..."

Pemuda manis itu turun dari sofa, lalu memposisikan dirinya untuk ikut tengkurap di atas badan yang lebih besar.

"Turun Felix!"

"Tidak mau!"

Changbin, pemuda dengan badan yang lebih besar menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri berusaha membuat Felix terjatuh dari atas punggungnya, namun bukannya turun pemuda manis itu justru memeluk badan Changbin semakin erat. Changbin mengalah dan akhirnya membiarkan sang istri, ah bukan, maksudnya suaminya untuk tetap berada di atas punggungnya.

Beberapa saat mereka terdiam. Changbin yang fokus menonton drama dan Felix yang mengusakkan pipinya ke punggung kokoh suaminya, tidak tau mau melakukan apa.

"Changbin aku bosan.."

"Lalu aku harus apa sayang?"

"Ayo bermain."

"Bermain apa? Kau mau keluar? Belum boleh masih berbahaya."

Changbin menghentikan kegiatan menontonnya, mengalah untuk kemudian memperhatikan pujaan hatinya. Saat ini mereka memang sedang melakukan self quarantine di rumah, kantor tempat mereka bekerja diliburkan akibat dari penyebaran virus covid19 yang semakin meluas. Baru berjalan selama 3 hari namun rasanya Felix sudah sangat bosan karena di rumah suaminya hanya sibuk dengan laptopnya, menonton serial drama yang sedang hits saat ini.

"Bagaimana jika bermain truth or dare?"

"Tidak tidak, nanti kau marah lagi."

Changbin menggeleng kencang, trauma dengan permainan itu. Ketika awal pernikahan mereka, Felix pernah mendiamkannya selama seharian penuh hanya karena ia salah menjawab pertanyaan dari kesayangannya. Si manis bertanya tanggal jadian mereka namun Changbin lupa dan justru menyebut tanggal pernikahan. Pertanyaan sederhana, namun hampir saja membuat retak hubungan rumah tangga. Atau mungkin karna Felix yang sedang sensitif saat itu.

"Kalau begitu dare or dare saja, bagaimana?"

Felix berujar antusias, Changbin sweatdrop. Perasaannya seketika tidak enak karena Changbin yakin suami manisnya pasti akan meminta ia melakukan hal-hal aneh. Rasanya ingin menolak namun ia tidak mau kesayangannya itu marah, akhirnya dengan berat hati Changbin mengiyakan ajakan Felix.





"Lakukan yang benar!"

Ya Tuhan, rasanya Changbin lebih rela bekerja lembur di kantor bersama atasan yang galak daripada harus berdiam diri di rumah bersama manusia yang paling ia cintai dan terjebak dalam permain dare or dare sialan ini.

Saat ini Changbin berdiri di tengah ruang keluarga apartemen. Dengan bertelanjang dada memperlihatkan otot-ototnya hasil ia berolahraga dengan rutin. Itu tidak penting, masalahnya sekarang ia harus menarikan tarian pundak dari sebuah girl group yang baru comeback beberapa waktu lalu. Ia malu pada otot. Badan sudah macho begitu tapi justru disuruh menarikan tarian girl group. Kalau sexy dance ala-ala boygroup sih dia tidak masalah, justru ia akan membuat Felix panas dingin. Tapi ini... Ah sudahlah Changbin mengalah.


Three Words [ChangLix] Where stories live. Discover now