02 - 3 : Raja Segala Raja

280 25 1
                                    

Bonghwan, yang telah sangat yakin akan bisa membedakan Ibu Suri Agung dan Ibu Suri lewat kenampakan wajah karena perbedaan usia mereka berdua, kini dibingungkan. Ibu Suri Agung dan Ibu Suri ini, yang entah mana yang siapa, terlihat … tidak begitu berbeda jauh usianya. Keduanya sama-sama tersenyum, cerah, ceria, dan sangat awet muda.

 Keduanya sama-sama tersenyum, cerah, ceria, dan sangat awet muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hah? Mana nih, yang Ibu Suri Agung? Bonghwan kebingungan.

“Berikan salam Anda, Yang Mulia Ratu,” Dayang Cheon mengingatkan.

Ah, terserahlah. Lalu Bonghwan mengangkat kedua lengannya sejajar, mengatakan, “Mohon, terimalah salam hormat saya, Yang Mulia Ibu Suri Agung,” sambil turun bersimpuh ke hadapan Ibu Suri Hyoyu.

Aduh? Ini salah sekali. Dayang Choi sangat malu mengenai ini. Ibu Suri Hyoyu dan Ibu Suri Agung pun sama-sama bingung. Ibu Suri Agung tampak kesal, dan Ibu Suri Hyoyu merasa tidak enak sehingga dia mendehem untuk mengkode Bonghwan agar memperbaiki kesalahannya itu.

Menyadari kesalahannya berkat Ibu Suri Hyoyu, Bonghwan, dengan pintar, bermanuver menghadap Ibu Suri Agung sambil memuji, “Oh? Anda berubah menjadi jauh lebih muda dalam semalam, hingga saya salah mengira Anda sebagai Ibu Suri. Luar biasa sekali.”

“Ouh-hoh-hoh-hoh,” Ibu Suri Agung segera merasa tersanjung sementara Ibu Suri Hyoyu tersinggung tapi tetap diam, “terlihat semuda itukah aku? Ah, rupanya tidak sia-sia usahaku selama ini.”

Huh, selamat. Bonghwan membatin.

“Auh,” Ibu Suri Hyoyu mulai bicara, “selepas mengalami peristiwa nahas itu, sepertinya kau belum pulih betul, Ratu?”

“Perhatikan baik-baik,” Ibu Suri Agung menyela, “dia adalah ratu yang sangat sempurna, terlebih adalah cara pandangnya.”

“O-oh, hm. Ya, Anda benar,” Ibu Suri Hyoyu ‘tak berdaya’ dan hanya ikut memuji. Tapi, dengan jelas terlihat di mata Bonghwan bahwa mereka berdua adalah semacam ‘musuh dalam selimut yang berbeda’. Bonghwan harus benar-benar fokus di sini, tak boleh lengah.

“Kini, yang harus kau kerjakan hanyalah melahirkan seorang pewaris takhta,” ucap Ibu Suri Agung, pada cucu mantunya yang ber-cara-pandang bagus itu.

Lalu tiba-tiba Ibu Suri Hyoyu bergabung dalam percakapan ini bersama sebuah saran, “Yang Mulia Ibu Suri Agung, saya telah mempelajari semua langkah dan siasat yang digunakan secara turun-temurun oleh semua ratu yang berhasil melahirkan para pangeran.”

“Sungguh? Bagaimanakah itu?” Ibu Suri Agung penasaran ingin mendengar, sementara Bonghwan tercengang akan tema percakapan ini yang … dilanjutkan oleh Ibu Suri Hyoyu dengan ceramah mengenai ‘Langkah-langkah Malam Pertama’, ‘Detail-detail yang Harus Dilakukan’, ‘Cara Membuai’, dan sebagainya yang secara keseluruhan tidak diperkenankan untuk diperdengarkan secara luas, terutama untuk siapa pun yang berusia di bawah 19 tahun.

Terlepas dari itu, karena tidak ada pendengar yang berusia di bawah 19 tahun di sini, Ibu Suri Hyoyu terus memberikan penjelasannya dengan diberi sedikit peragaan, Ibu Suri Agung mengiya-iyakan segala penjelasan dan peragaan itu dengan hormat, Dayang Choi merasa tercekik, Dayang Cheon ber-oh-oh tenang tapi serius, penjelasan terus berlanjut dan menjadi semakin panas, dan Bonghwan hampir mengalami serangan jantung.

MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang