07 - 7: Siasat Simpanan

248 15 1
                                    

Perlahan-lahan, Kim Soyong atau Jang Bonghwan mulai bergerak di balik selimutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perlahan-lahan, Kim Soyong atau Jang Bonghwan mulai bergerak di balik selimutnya. Kaki dan tangannya berkedut, alisnya mengangkat, dan matanya terbuka sedikit demi sedikit.

Di mana ini? Joseon? Republik Korea? Lantas Bonghwan coba mencari bola naganya dan, “Oh, Joseon ya? Hm,” simpulnya, antara kecewa dan lega. Kecewa karena berubahnya dia menjadi perempuan adalah fakta yang menyedihkan, dan lega karena setidaknya di sini dia bisa bergerak.

“Ouh, tapi kok di sini terang banget, ya? Silau, uh,” keluhnya, memicing-micingkan mata, lantas duduk, dan … Emas. Guci emas. Lukisan emas, kilau-kilau-kilau, lemari emas, pajangan emas, dan emas-emas ….

“Ini … Kerajaan Emas? Inca?!” Bonghwan tak percaya dirinya melompat ke masa dan ruang yang benar-benar berbeda, lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Ini … Kerajaan Emas? Inca?!” Bonghwan tak percaya dirinya melompat ke masa dan ruang yang benar-benar berbeda, lagi.

Hong Yeon datang, dan, “Yang Mulia!” serunya, takjub.

“Uh. Huh. Kirain aku time slip ke tempat lain lagi. Huh, ini gila.” Bonghwan merasa telah terselamatkan dari ‘kebudayaan’ yang mungkin tidak akan bisa diatasinya jika dia berpindah waktu lagi.

“Akhirnya Anda sadar juga, oh!” lengking Hong Yeon, lalu berlari menuju ratunya, hingga hampir menumpahkan ramuan obat yang dibawa.

Bonghwan mencegah ramuan tumpah dengan sigap, “Ouh, awas. Déjà vu nih, huh. Kau jangan nangis-nangis lagi kayak waktu itu ya?”

Ramuan ditaruh di lantai.

“Tetapi kali ini Anda benar-benar hampir mati. Anda juga berhenti bernapas. Huing,” Hong Yeon baru akan mulai menangis, tapi Bonghwan segera mencegahnya.

“Aku berhenti bernapas?” ulang Bonghwan, tak tahu.

“Menurut Tabib, Anda mengalami mati suri; tak bisa bergerak seperti mayat.”

“Ooh. Jadi di sini juga aku kondisi vegetatif, ya? Tapi ini di mana, sih?” tanya Bonghwan, ngomong-ngomong, karena baru kali ini dia berada di sini.”

“Ini rumah kelahiran Anda, Yang Mulia.”

“Hah?!” Bonghwan kaget sekali, “Berarti aku gak akan bisa menghindar dari yang paling ingin kuhindari, dong, di sini ya?”
Hong Yeon tak mengerti.

MR. QUEENWhere stories live. Discover now