14 - 4: Tak Bisa ditawar Lagi

180 10 0
                                    

Dengan sebuah cemong tinta di hidung dan selipat surat di tangan, Bonghwan mengendap-endap keluar dari balik tirai; memastikan Cheoljong sudah pergi atau belum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengan sebuah cemong tinta di hidung dan selipat surat di tangan, Bonghwan mengendap-endap keluar dari balik tirai; memastikan Cheoljong sudah pergi atau belum. Hh, dia pun duduk lega karena sepertinya Cheoljong sudah pergi.

“Hh. Dia mau nanya apa, sih, sampai begitu?” Bonghwan heran, “Tapi, biasanya, pertanyaan cowok-cowok di saat seperti ini tuh, ‘Kau suka, kan?’ UWLEK!” Bonghwan langsung mual karena jijik, tapi, begitu Dayang Choi datang, dia segera bersikap ‘seperti biasanya’, lantas menyuruh—sambil menyerahkan surat, “Kirim ke tempat biasa.”

“Baik, Yang Mulia.” Dayang Choi menerima perintah itu, tanpa protes maupun komentar.

“Kok kayak ada yang kurang, ya?” pikir Bonghwan dan, “Dayang Choi!” panggilnya, aneh.

“Ya, Yang Mulia.” Dayang Choi menjawab.

“Ngomong-ngomong, kok, belakangan ini kau gak mengomeliku lagi sih? Biasanya, kalau begini, kau pasti bilang, ‘Tidak sepantasnya Anda berkotor-kotor, Yang Mulia’, gitu. Kenapa diam saja?”

“Saya sudah berhenti mengomel, Yang Mulia,” jawab Dayang Choi, sabar.

“Eh? Kenapa?” Bonghwan jadi bingung, tapi, ya sudahlah. Sebaiknya Dayang Choi kirim saja surat itu ke tempat biasanya sekarang juga. Lagi pula apa pun alasannya, keputusan Dayang Choi itu juga tidak buruk. Hmh.



















Aula Seonjeong sangat tenang, lebih tepatnya; tegang, karena pada Temu Pagi kali ini … Raja meminta Ibu Suri Agung maju ke altar guna menyatakankan, “Terhitung hari ini, aku melepaskan perwalian atas Raja.”

Kim Changhyuk dan Kim Seokgeun tertegun; tidak mengira Ibu Suri Agung akan benar-benar melepaskan perwalian itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kim Changhyuk dan Kim Seokgeun tertegun; tidak mengira Ibu Suri Agung akan benar-benar melepaskan perwalian itu. Jo Manhong dan Jo Deokmun puas, sedang Kim Jwageun tetap pada raut muka ‘tak terpengaruhnya’ atas segala yang terjadi.

Ibu Suri Agung hendak turun dari altar, tapi—

“Ehrm,” Raja menegur; Ibu Suri Agung tidak diperbolehkan menuruni anak tangga utama. Dia harus turun lewat anak tangga samping; itu pun di bawah ‘pengawasan’ Raja Cheoljong.
Begitu turun, sambil lalu, Ibu Suri Agung melotot pada Kim Jwageun; menyalahkan adiknya itu atas semua yang terjadi. Lantas, bersama seluruh keangkuhan, Ibu Suri Agung pun betul-betul meninggalkan aula ini; sepenuhnya, dan tidak akan kembali lagi.

MR. QUEENWhere stories live. Discover now