19 - 8: Bukan Mimpi Belaka

71 6 0
                                    

Berbeda dengan Ratu yang bermimpi indah, Ibu Suri justru bermimpi sangat buruk hingga pada tengah malam ini dia bergegas ke altar doa mendiang putranya demi memastikan bahwa yang baru saja dia alami itu benar hanyalah mimpi.

Berbeda dengan Ratu yang bermimpi indah, Ibu Suri justru bermimpi sangat buruk hingga pada tengah malam ini dia bergegas ke altar doa mendiang putranya demi memastikan bahwa yang baru saja dia alami itu benar hanyalah mimpi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Sebetulnya Anda bermimpi buruk apa, Yang Mulia, hingga tergesa seperti ini?” Dayang Han sampai terengah pula dibuatnya.

“Lukisan mendiang … habis dilalap api,” Ibu Suri menceritakan mimpinya, “lantas api itu pun melalap Balai Seonwon ini, dan aku … terjebak di dalamnya, sendirian di tengah api. Oh, huhuhuhuhu,” Ibu Suri sungguh gentar dibuatnya. Dia AMAT ketakutan.

Paginya, Ibu Suri Agung memulai hari dengan perawatan seperti biasanya, tapi … “Nanti,” ucapnya, ketika Dayang Cheon hendak mencicip obat kecantikan Ibu Suri Agung, “ini adalah hari yang istimewa, aku tak mau menyiakan barang setetes pun.”

Menggeleguk, karena lain dari protokol, Dayang Cheon pun mau tidak mau menuruti saja perintah tuannya. Dia membiarkan Ibu Suri Agung menenggak obat yang tampak seperti darah itu tanpa mencicipinya terlebih dahulu.

Setelah itu, “Rias aku tanpa cacat,” perintah Ibu Suri Agung, pada semua pelayannya. Maka datanglah setidaknya empat pelayan untuk mendandani Ibu Suri Agung. Masing-masing bertugas menata rambut, wajah, hingga pakaian.

Sementara, calon raja yang baru tengah bersiap untuk dilantik. Dia hanyalah seorang bocah lelaki kecil yang tampak sangat gugup dan tidak tahu apa-apa tentang apa yang akan terjadi pada dirinya hari ini. Sebagai formalitas, dia pun diminta untuk terlebih dahulu memberikan penghormatan pada ‘mendiang’ Raja Cheoljong di altar doa di Balai Huijeong.

Kim Jwageun datang, memberi hormat, lantas berkata, “Sebagai ucapan selamat atas penobatan Anda, Yang Mulia, untuk hari ini saya memberlakukan jam malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kim Jwageun datang, memberi hormat, lantas berkata, “Sebagai ucapan selamat atas penobatan Anda, Yang Mulia, untuk hari ini saya memberlakukan jam malam. Terkecuali prajurit, semua orang mesti tinggal di dalam istana.”

“Ya,” raja kecil ini hanya mengikuti saja setiap yang para tetua katakan.

“Saya tidak mengundang sanak keluarga, pun dengan para pemain musik. Saya harap, upacara penobatan ini dapat berlangsung dengan tenang.” Kim Jwageun hanya memberi tahu.

MR. QUEENWhere stories live. Discover now