04 - 5: Siasat Busuk Keluarga Ansong Kim

188 12 1
                                    

Karena Oh Wol tak terlihat seharian ini, Jo Hwajin menjadi resah. Dia sangat mengenal pelayannya itu, karena, seperti Kim Soyong dan Hong Yeon, Oh Wol telah mengabdi pada Hwajin jauh sejak sebelum keduanya memasuki istana. Hwajin yakin, sesuatu yang buruk pasti telah terjadi pada pelayannya itu.

Ibu Suri datang.

“Yang Mulia Ibu Suri,” Hwajin menyambut, cemas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Yang Mulia Ibu Suri,” Hwajin menyambut, cemas.

Ibu Suri memerintahkan Dayang Oh pergi, lantas berkata, “Dengarkan perkataanku baik-baik. Orang yang bisa kau percaya di istana ini, yang senasib denganmu, hanyalah aku. Katakanlah padaku semuanya, tanpa ada yang ditutup-tutupi. Dengan begitu, pelayanmu itu akan bisa selamat, pun dengan kita.”

Hwajin memikirkannya baik-baik dan SLASK! Dia melesatkan panah bersurat ke Biro Penjagaan Istana, dan panah itu mendarat di samping Pangeran Yeongpyeong. Berangkat dari surat tersebut, Pangeran Yeongpyeong pergi menghadap Raja Cheoljong. Secara kebetulan, Pangeran Yeongpyeong bertemu dengan Raja Cheoljong di perjalanan setelah kegiatan Temu Sore-nya di Aula Seonjeong. Mereka berjalan beriringan, serta ‘ditempeli’ oleh Kasim Kepala.

 Mereka berjalan beriringan, serta ‘ditempeli’ oleh Kasim Kepala

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Ah, senang rasanya. Sore ini aku ditemani Pangeran Yeongpyeong dan Kasim Kepala.” Raja Cheoljong harus mencari cara agar Kasim Kepala pergi menjauh.

“Oh, Kasim Kepala,” Raja Cheoljong punya ide, “tempo hari Ratu mengambil buku ‘Dinasti Zhou’-ku dan aku memintamu mencarikan salinannya. Bagaimana itu?”

“Eh? Mm, rasa-rasanya saya tidak pernah menerima perintah itu,” pikir Kasim Kepala, tidak begitu yakin.

“Oh-huh, Kasim Kepala! Jangan beralasan kau punya penyakit lupa karena sudah tua. Aku sungguh memerintahkannya padamu.”

Kasim Kepala benar-benar tidak ingat.

“Sekarang juga, kau pergilah ke Bagian Pustaka dan sampaikan permintaanku.”

“Sekarang juga, Yang Mulia?”

“Tentu saja, lantas kapan lagi? Haruskah aku menunggumu melupakan lagi perintahku itu?”

“Saya akan melaksanakannya setelah mengantar Anda ke Balai Daejo saja, Yang Mulia,” pinta Kasim Kepala, bersopan-sopan.

“Uh, aku pun tidak pergi sendirian, ada Pangeran Yeongpyeong menemani, kau tak perlu cemas. Lekas laksanakan.”

MR. QUEENWhere stories live. Discover now