16 - 3: Bersenang-senang di Siang Hari

179 14 1
                                    

Di Balai Tongmyeong, Ibu Suri Agung menerima laporan mengenai Temu Pagi tadi dari Kim Byeongin sambil bermasker dibantu Dayang Cheon. Begitu maskernya diangkat, sembari berkaca, Ibu Suri Agung berkomentar, “Jadi, dia ingin menaklukan pemberontakan Kaum Tani sesuai hukum? Ckckckckck. Naif sekali.”

“Sebelum pemberontakan menjadi tak terkendali, saya mengutus pasukan tambahan untuk menahan mereka semua,” sebut Kim Byeongin, sebagai tambahan, sementara … di meja Ibu Suri Agung, Dayang Cheon tampak kesulitan mengeluarkan sesuatu dari sebuah guc...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Sebelum pemberontakan menjadi tak terkendali, saya mengutus pasukan tambahan untuk menahan mereka semua,” sebut Kim Byeongin, sebagai tambahan, sementara … di meja Ibu Suri Agung, Dayang Cheon tampak kesulitan mengeluarkan sesuatu dari sebuah guci mungil.

“Kau sedang apa? Lekas oleskan penyegarnya, sebelum wajahku kering!” Ibu Suri Agung kesal.

“Ampun, Yang Mulia, akan tetapi penyegarnya kebetulan habis tak bersisa,” kata Dayang Cheon, lantas membuktikan bahwa memang tidak ada setetes pun yang bisa keluar dari guci mungil tempatnya menyimpan penyegar yang disebut tadi.

“Hmm,” Ibu Suri Agung geram.

“Tampaknya, saya mesti meminta kepada Yang Mulia Ratu agar—” Dayang Cheon melihat Ibu Suri Agung melotot, “jangan lagi membuatkan Anda penyegar, bukan, Yang Mulia? Benar begitu, bukan, Yang Mulia?”

“Keluar!”

“Baik, Yang Mulia.” Dayang Cheon pun pergi bersama seperangkat skin care Yang Mulia Ibu Suri Agung yang kebanyakan telah habis itu.

“Apakah begitu sulit, bagi Anda, untuk mengampuni Yang Mulia Ratu, Yang Mulia?” tanya Kim Byeongin, selepas Dayang Cheon meninggalkan ruangan.

“Kalau kau membaca surat yang dikirimnya kepada Raja, kau pun tidak akan bisa memberi ampun! Lagi pun pengampunan tidak akan menyelesaikan permasalahan ini. Entah apa yang merasuki mereka, sampai nyawa pun RELA mereka saling korbankan!” Ibu Suri Agung sungguh tak habis pikir mengenai perilaku Ratu dan Raja, dan dia … diam-diam mengamati reaksi Byeongin.


















Dengan amarah terpendam di dada, Kim Byeongin pun meninggalkan Balai Tongmyeong. Tiba-tiba, Kim Inwoo putra Kim Changhyuk datang menggenggam jubah Kim Byeongin, “INIKAH balasan atas pengabdian keluarga kami padamu selama ini? Kalian melimpahkan segala KESALAHAN pada kami, MENGHANCURKAN segalanya. Kalian mengecap kami sebagai pembelot, MENGHANCURKAN masa depan kami. HARUSKAH KAU MENGHANCURKAN KELUARGAKU SEPERTI INI?!”

 HARUSKAH KAU MENGHANCURKAN KELUARGAKU SEPERTI INI?!”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MR. QUEENWhere stories live. Discover now