10 - 3: Getaran-getaran Jiwa

196 10 0
                                    

“Bersikaplah seperti ketika adanya Yang Mulia Ratu, tetap sopan,” nasihat Dayang Choi, kepada para pelayan, saking tidak ada yang bisa dinasihati karena Yang Mulia Ratu tidak di tempat.

Tiba-tiba terdengar suara Bonghwan, “Cepat, cepat. Ayo. Cepat.”

“Oh? YANG MULIA!” Dayang Choi gembira sekali, tapi … “Eh? Hai, Dayang Choi!” begitu saja jawaban yang didapatkannya dari Yang Mulia Ratu. Sungguh kejam, padahal Dayang Choi amat merindukannya. Dengan sedih, dia pun memasuki ruangan, mengikuti ratunya itu.

“Dayang Choi, kumpulkan semua nama wanita yang ada di Joseon ini,” perintah Bonghwan, begitu tiba, membuat Dayang Choi merengut sebal.

“Terutama, semua yang berasal dari Keluarga Han gak boleh ada yang terlewat,” tambah Bonghwan, mengherankan Hong Yeon juga Dayang Choi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Terutama, semua yang berasal dari Keluarga Han gak boleh ada yang terlewat,” tambah Bonghwan, mengherankan Hong Yeon juga Dayang Choi.

“Aku akan segera memulai Pemilihan Selir,” dan melalui itu, secara perlahan, Bonghwan akan memulai misinya MEMUSNAHKAN SELURUH KELUARGA HAN. Hahaha. Untuk itu, pertama-tama, dia harus menghadap Ibu Suri Agung terlebih dahulu.

Bonghwan pun menemui Ibu Suri Agung di Balai Tongmyeong. Dia memberi hormat, “Yang Mulia Ibu Suri Agung, kiranya bagaimana kabar Anda selama ini? Apakah sehat-sehat saja?”

 Dia memberi hormat, “Yang Mulia Ibu Suri Agung, kiranya bagaimana kabar Anda selama ini? Apakah sehat-sehat saja?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ada apa gerangan? Rasa-rasanya ada yang berbeda dari dirimu,” kata Ibu Suri Agung, bingung.

“Selama berkunjung ke rumah, saya menemukan kembali keanggunan diri.”

“Oh! Sungguh menggembirakan!”

“Termohon maaf atas segala tindakan saya selama ini, juga terima kasih banyak atas pengertian Anda yang tiada berbatas. Saya amat menyesal. Untuk itu, demi menebus ketidakberadaban saya itu, ke depannya saya akan lebih serius menjalani peran sebagai ratu,” Bonghwan berpuisi sangat lihai.

Ibu Suri Agung puas, dan senang sekali tentu saja, karena dengan begini dia, “Jika begitu, mulailah sekarang juga, dari perihal yang paling mendesak.”

Iya, iya, aku tahu. Bonghwan sudah sangat siap untuk memulai Pemilihan Selir, sehingga dia, “Saya pun kembali adalah demi mengemban tugas itu. Begitu tubuh ini dirasa telah membaik, saya bergegas kembali ke sini.”

MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang