12 - 2: Mengubah Pandangan Orang

159 8 1
                                    

“Apakah sekarang kau paham, siapa pemilik istana ini yang sebenarnya?” Cheoljong menggurui Kim Byeongin, “Ingat tempatmu baik-baik,” Cheoljong melempar kipas Kim Byeongin begitu saja, lantas pergi berganti pakaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apakah sekarang kau paham, siapa pemilik istana ini yang sebenarnya?” Cheoljong menggurui Kim Byeongin, “Ingat tempatmu baik-baik,” Cheoljong melempar kipas Kim Byeongin begitu saja, lantas pergi berganti pakaian. Kasim Kepala dan dua kasim lainnya otomatis mengikuti.

Kim Byeongin marah sekali, pada dirinya sendiri. Dia pun mengambil kembali kipasnya, berdiri, dan dihampiri oleh Kim Jwageun yang berbisik, “Ada perihal yang harus Biro Peradilan kerjakan.”

















“Saya salah mengira Anda sebagai hewan buruan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Saya salah mengira Anda sebagai hewan buruan. Hampir saja saya memanah Anda, Yang Mulia.” Hwajin beralasan atas tindakannya tadi. Tentu saja Bonghwan tak terima.

“Kau sengaja, kan?”

“Tidak, Yang Mulia. Anda salah paham.”

Baiklah, jika itu maumu. Bonghwan TIDAK AKAN memperpanjangnya. Dia akan pergi saja dari sini, tapi … “Haruskah Anda membunuh Oh Wol dengan cara seperti itu?” Hwajin bicara.

“Aku apa, katamu?” Bonghwan tersinggung.

“Anda membunuhnya, dengan CARA yang sangat kejam,” Hwajin memperjelas, “HARUSKAH Anda melemparnya ke sumur SETELAH MEMBUNUHNYA?! Hanya untuk mengancam saya, Anda TEGA berbuat sekeji itu terhadap ORANG YANG TIDAK BERDOSA.”

“Aku membunuh?!” Bonghwan tak terima, “Dari mana, sih, kau punya pikiran seperti itu, hah? Aku gak pernah membunuh makhluk hidup mana pun, kalau bukan untuk memasak!”

Hwajin tak percaya.

“Soal mayat pelayanmu yang ditemukan di sumur, itu tuh pasti hanya kebetulan atau ada orang yang sedang mengadu domba kita!” logika Bonghwan, tapi—

“Teruslah Anda menyangkal. Itu hanya akan membuat SAYA semakin kesal.” Hwajin tak mau percaya.

“AISH, gila. BENERAN BUKAN AKU PELAKUNYA! KENAPA SIH KAU BERPRASANGKA BURUK TERUS PADAKU, HAH?!”

“Karena memang begitulah sifat Anda; begitulah sifat Kim Soyong yang saya kenal.” Hwajin YAKIN sekali.

“Huh, kau mengenalku banget rupanya ya?”

MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang