18 - 2: Ramuan Rindu

113 6 0
                                    

"Lagi, lagi. Lagi.” Bonghwan makan banyak sekali pagi ini, hingga membuat Hong Yeon dan Dayang Choi cemas. Saat Hong Yeon berusaha menghentikan nafsu makan ratunya yang tidak biasa itu, jawaban Bonghwan justru malah semakin membuat cemas.

 Saat Hong Yeon berusaha menghentikan nafsu makan ratunya yang tidak biasa itu, jawaban Bonghwan justru malah semakin membuat cemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonghwan ceramah, bahwa, “Manusia itu sungguhlah hewan yang paling pandai beradaptasi. Ketika makanan ini rasanya hambar dan kelewat lembut, aku justru bisa merasakan setiap bahannya.”

Dayang Choi meringis.

“ …. Aku gak bosan, makan sebanyak apa pun. Malah, aku jadi semakin lapar sekarang. Hahahahah. Si kecil ini makannya banyak juga.” Bonghwan menunjuk ke bayi yang ada di perutnya, lantas mengoyak paha ayam.

Hong Yeon dan Dayang Choi diam dalam iba, membuat Bonghwan marah. PRANG, Bonghwan menjatuhkan paha ayamnya dan berkata, “Iya, aku berhenti makan. Kenapa sih? Aku baik-baik saja!”

Dayang Choi sedikitnya merasa tenang sekarang.

“Aey, jalan-jalan ah, sekalian mencerna. Tapi ini ku habiskan dulu, tanggung.” Bonghwan melahap kembali paha ayam yang tertunda tadi. Setelah itu, dia berjalan-jalan ke danau.

“Wwah, cuacanya edan!” serunya, lalu mengintip langit melalui empat jarinya yang disegiempatkan, dan tiba-tiba … langit yang indah itu ‘membawanya’ pada Cheoljong yang tempo hari menyelamatkan dirinya yang hampir tenggelam di danau ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Wwah, cuacanya edan!” serunya, lalu mengintip langit melalui empat jarinya yang disegiempatkan, dan tiba-tiba … langit yang indah itu ‘membawanya’ pada Cheoljong yang tempo hari menyelamatkan dirinya yang hampir tenggelam di danau ini. Itulah pertama kalinya Cheoljong menyatakan ‘damai’ dengan Ratu.

Kemudian, di hari yang lain. Hari itu Cheoljong telah belajar tentang ‘anti-fan’ dan darinya dia menyatakan perasaannya. Katanya, meski Ratu adalah orang yang memiliki paling banyak kekurangan sekalipun di dunia ini, Cheoljong tetap menyukainya.

“Ouh,” mendadak Bonghwan merasa pusing, “ingatanku! Gak bisa nih. Kalau aku di sini terus, bisa bahaya. Pindah, pindah!” Bonghwan pun pergi ke tempat lain, yang adalah … Pendopo Istana.

Ketika dia pikir dirinya ‘sudah aman’ di Pendopo Istana ini, sebuah meja yang terngonggok di depan, beserta alas duduknya yang kosong, mengingatkan Bonghwan kepada … ‘pria itu’, yang tak pernah melewatkan siang tanpa membaca buku di sana. Dan, pernyataan ‘hari pertama’ mereka, pembentukan aliansi, drama erotis-romantis mereka, semuanya terjadi di sini.

MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang