18 - 3: Duka dan Amarah

92 7 0
                                    

"Kami masih terus mencari mayatnya, Yang Mulia. Mohon bersabarlah.” Kim Byeongin memberikan laporan pada Ibu Suri Agung.

“Tidak bisa!” seru Ibu Suri Agung, tegas, “Kita mesti bergerak lebih cepat seandainya Raja memang masih hidup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Tidak bisa!” seru Ibu Suri Agung, tegas, “Kita mesti bergerak lebih cepat seandainya Raja memang masih hidup. Aku akan umumkan peristiwa yang menimpa Raja. Persiapkan segalanya.”

“Baik, Yang Mulia.”


















“Sempurna!” seru Bonghwan, perkara semua jari tangannya yang telah ditudungi, “Sekarang tidak akan ada lagi air mata yang jatuh karena jarum. Hmh!”

BRURAK. Dayang Choi datang tergesa-gesa.

“Ouh, kaget aku! Kenapa sih? Hampir keguguran nih!” Bonghwan melotot-melotot pada Dayang Choi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Ouh, kaget aku! Kenapa sih? Hampir keguguran nih!” Bonghwan melotot-melotot pada Dayang Choi.

“Jangan bicara begitu, Yang Mulia.” Hong Yeon kaget.

“Yang Mulia!” Dayang Choi menangis cemas.

“Ada apa? Jangan nakutin, ah.”

“Y-y-y—”

“Terjadi sesuatu sama Raja?” seketika Bonghwan langsung cemas, pun dengan Hong Yeon.

“Y-yang Mulia Raja—hh, beliau … m—telah mangkat, Yang Mulia!”

Tangis pecah. Duka di seluruh negri diperdengarkan. Terompet kesedihan ditiup. Kabar kematian Yang Mulia Raja Cheoljong juga sampai pada telinga Jo Hwajin. Ada amarah dan penyesalan di sana.

Kasim Kepala, selaku orang yang melayani Yang Mulia Raja tepat di sampingnya, meneriakkan duka kehilangan di puncak istana tertinggi; atap Istana Raja. Jubah yang biasa Raja kenakan, dikibar-kibarkannya pada Langit sebagai bentuk protes karena ‘mereka’ telah mengambil orang yang dimuliakan di negri ini, meminta mereka mengembalikannya.

Sesal, adalah yang paling besar Bonghwan rasakan atas kematiannya. Andai saja malam itu dia tidak tertidur, andai saja pagi itu dia menahannya agar tidak pergi, andai saja dia tidak pernah datang ke tanah Joseon ini dan tidak pernah bertemu dengannya, tentu Cheoljong masih akan hidup sampai saat ini.

MR. QUEENWhere stories live. Discover now