19 - 6: Persiapan Besar

56 6 0
                                    

Di Balai Tongmyeong, masih dengan pakaian dukanya, Kim Jwageun menghadap Ibu Suri Agung, yang sedang tiduran sambil dipijiti oleh Tabib Park yang buta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di Balai Tongmyeong, masih dengan pakaian dukanya, Kim Jwageun menghadap Ibu Suri Agung, yang sedang tiduran sambil dipijiti oleh Tabib Park yang buta. Katanya, “Upacara Penobatan akan digelar besok. Banyak sekali perihal yang mesti dipersiapkan.”

“Ya, tentu Anda lelah.” Kim Jwageun berempati.

“Omong-omong, mengapa Kaum Tani malah semakin menjadi sekarang? Dari yang kudengar, mereka bahkan menyebarkan surat kabar bodoh.” Ibu Suri Agung tidak ingin hal tersebut membawa dampak buruk pada rencananya esok hari.

“Sudah sepatutnya jika dalam perang, semakin musuh ditindak semakin keras perlawanan mereka. Untuk itu, kita mesti lebih keras lagi. Saya akan mengerahkan meriam untuk mengendalikan mereka.” Kim Jwageun tidak main-main dengan ucapannya.

Ibu Suri Agung mengangguk-angguk puas. Lantas, dia bertanya begini ketika menoleh pada adiknya itu, “Ada apa, gerangan, kau membawa pedang di tangan? Tidak biasanya. Apakah di dalam istana pun situasinya berbahaya?”

“Ini pemberian Yang Mulia Ratu,” jawab Kim Jwageun, memberi tahu.

“Ratu?” Ibu Suri Agung mengernyit.

“Sebetulnya, saya takut mesti memberikan kabar buruk untuk Anda pagi ini, Yang Mulia. Byeongin mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan Yang Mulia Ratu.” Itulah kabar buruk yang hendak disampaikan.

“Begitu rupanya. Ckckckckck,” tapi hanya begini tanggapan Yang Mulia Ibu Suri Agung. Katanya, “Satu-satunya kekurangan masa muda adalah … kebodohan. Anak itu bahkan rela mengorbankan nyawa demi pujaan hatinya. Lantas? Artinya Ratu masih hidup?”

“Ya,” jawab Kim Jwageun, dengan berat hati.

“Huh!” Ibu Suri Agung segera membangkit.

“Terlebih, Raja pulalah yang menyelamatkan Ratu, Yang Mulia.”

“Jadi, Raja dan Ratu, keduanya, masih hidup?!” Ibu Suri Agung melengking-lengking, “Huh. Kalian ini sungguh bodoh atau mereka yang amat pintar?”

“Ampun, Yang Mulia. Untuk itu, besok—” Entah mengapa, Kim Jwageun merasa harus berwaspada terhadap Tabib Park yang buta, sehingga dia mengubah ucapannya menjadi, “Tempo hari, ketika saya mencoba meracuni Ratu dengan air beku, Raja pun mengetahuinya terlebih dahulu lantas bersegera datang, bukan?”

Eh? Ibu Suri Agung jadi bingung.

SLANG! Tiba-tiba Kim Jwageun menarik pedangnya dan mengode Ibu Suri Agung untuk tetap tenang. Dia akan melakukan sesuatu terhadap Tabib Park. Perlahan, dia mendekati Tabib Park sambil mengatakan kecurigaannya, lantas menghunuskan pedang tepat di depan mata Tabib Park. Ibu Suri Agung yang duduk di sampingnya saja terkejut, tapi Tabib Park, karena tidak bisa melihat, hanya bergeming.

 Ibu Suri Agung yang duduk di sampingnya saja terkejut, tapi Tabib Park, karena tidak bisa melihat, hanya bergeming

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MR. QUEENWhere stories live. Discover now