20 - 1: Prolog

72 8 1
                                    

"Nanti!” Raja dan Ratu mendengar sebuah suara. Ratu meringkuk, berpegang pada rajanya.

“Periksa,” perintah suara itu, lantas gerobak ini diperiksa, dilihat setiap barangnya dan … akan dibongkar. Raja dan Ratu sungguh tegang, tetapi, dengan berani, Cheoljong menyiapkan pedangnya untuk siapa saja yang hendak melukai ratunya.

Semua barang diturunkan, papan penutup mereka diangkat dan cahaya mulai bergerombol masuk, dan … teranglah penglihatan mereka. Raja dan Ratu sudah tiba di Dapur Istana. Mereka pun keluar dari gerobak.

Ketika itu, rupanya Kasim Do tengah ditawan oleh salah seorang anggota Kaum Tani yang ikut serta. Dia juga diancam dengan pedang. Hingga ketika Ratu memanggilnya, “Hey, Kasim Do.”

“Yang Mulia!” betapa sumringah Kasim Do dibuatnya, ditambah kemunculan Yang Mulia Raja yang—BUK, Cheoljong membuat Kasim Do terkapar pingsan dalam satu gerakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Yang Mulia!” betapa sumringah Kasim Do dibuatnya, ditambah kemunculan Yang Mulia Raja yang—BUK, Cheoljong membuat Kasim Do terkapar pingsan dalam satu gerakan. Cheoljong sedikit mendendam karena Kasim Do setidaknya telah menipu para penghuni istana.

“Kapan upacaranya akan dimulai?” Bonghwan bertanya dengan sibuk.

“Oh, itu. Sore ini,” jawab Raja, tenang.

“Berarti kita masih punya waktu, kan?”

“Meski begitu, kita tidak boleh lengah. Mari, lekas bergerak.” Raja Cheoljong tidak mau membuang-buang waktu, sedangkan Bonghwan, “Sebentar,” perlu melakukan sesuatu sebelum itu. Tiba-tiba dia mencium Raja di bibir. Betapa kaget Cheoljong dibuatnya.

“Apa ini?” tanya Cheoljong, terbengong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Apa ini?” tanya Cheoljong, terbengong.

“Entahlah, aku juga tidak tahu,” jawab Bonghwan, linglung. Lantas, kali ini Cheoljong-lah yang mencium ratunya; tepat di bibir dan sedikit lebih lama.

“Kita masih punya cukup waktu untuk ini,” sebut Raja, seolah mengonfirmasi, “Sekarang, mari. Kita mesti lekas bergerak.”

“Ya.” Bonghwan pun setuju itu.

MR. QUEENWhere stories live. Discover now