13 - 4: Tekad Kim Byeongin

158 9 1
                                    

“Ah, memang yang paling gampang buat anak itu, ya, nyalahin orangtua. Padahal gak harus aku nyalahin dia kayak begitu.” Bonghwan agak menyesal setelah membentak-bentak ‘ayahnya’ sendiri tadi, dan … kantor Biro Peradilan tampak di matanya. Dia pun masuk ke sana.

“Yang Mulia!” Kim Byeongin langsung bangkit, dari segala pikirannya tentang mesiu, begitu melihat ‘Soyong’ datang, dan memakaikan jubah padanya karena ‘Soyong’ tampak basah kuyup.

“Yang Mulia!” Kim Byeongin langsung bangkit, dari segala pikirannya tentang mesiu, begitu melihat ‘Soyong’ datang, dan memakaikan jubah padanya karena ‘Soyong’ tampak basah kuyup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ada yang harus kukatakan padamu,” kata Bonghwan, sebagai Soyong.

Apa itu? Kim Byeongin mendengarkan.

“Aku tahu, kau rela melakukan apa pun untukku. Maksudku, sekarang aku tahu, karena … aku sudah ingat semuanya.”

Kim Byeongin senang sekali, tapi … tampaknya itu tidak akan menjadi berita bagus jika dilihat dari raut muka Soyong yang ….

‘Soyong’ berkata, “Mulai sekarang, kau tidak perlu melakukan apa pun. Kalau kau benar peduli padaku, jangan lakukan apa pun. Begtu lebih membantu.”

“Soyong-ah …” Kim Byeongin sakit hati.

“Hh,” Bonghwan lelah. Katanya, “Jangan sebut-sebut lagi namaku. Mulai sekarang aku adalah … ratu, yang harus kauabdi sebagai Kepala Biro Peradilan.” Dengan menanggalkan jubah dari Kim Byeongin tadi, Bonghwan meninggalkan ruangan ini; membiarkan penghuninya dalam kecewa.



















Di Balai Huijeong, Bonghwan juga ‘menemukan’ buku Kosakata Ratu. Isinya sungguh, sungguh membuat hati Bonghwan sakit; entah mengapa. Menurutnya Cheoljong begitu bodoh sampai menuliskan segala perkataannya seperti ini. Dia bodoh karena ….

“Karena sekarang kau tidak bisa dengar, aku akan jujur,” Bonghwan bicara, “Menjadi pengecut itu bisa membuatmu berumur panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Karena sekarang kau tidak bisa dengar, aku akan jujur,” Bonghwan bicara, “Menjadi pengecut itu bisa membuatmu berumur panjang. Jadi, aku akan mengkhianatimu. Aku sudah memutuskan untuk memilih jalan hidup yang aman untuk diriku sendiri. Makanya kau juga jangan mati. Bangun dan marahlah, supaya aku tak segan mengkhianatimu.”
Bonghwan sedih, dan, jujur, dia pun sungguh kecewa pada dirinya sendiri.



















MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang